Film Adaptasi berjudul "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" (2021), aksi-romansa hasil adaptasi novel paling berhasil di antara deretan film adaptasi Indonesia terkini. Mengapa saya menyebut film ini paling berhasil? Film tersebut merupakan hasil adaptasi buku novel "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" yang ditulis oleh Eka Kurniawan. Ibarat buku harian seorang pemuda bernama Ajo Kawir, novel ini menggambarkan dialog rumit antara Ajo Kawir dengan "burung" miliknya yang dianggap sebagai biang kerok dari seluruh permasalahan di hidupnya. Sekilas memang terdengar aneh, plot yang ditawarkan oleh Eka Kurniawan cukup menimbulkan tanda tanya bagi saya saat pertama kali membaca sinopsis novel ini.
Ajo Kawir (diperankan oleh Marthino Lio), pembunuh bayaran yang memutuskan untuk berhenti bersinggungan dengan kekerasan memiliki trauma mendalam yang terjadi di masa lalu. Trauma tersebut terus menggentayangi dirinya selama hidupnya. Ajo ditemani dengan sahabat karibnya, Tokek (diperankan oleh Sal Priadi), usaha demi usaha dilakukan bersama untuk memutus rantai permasalahan hidupnya yang berakar dari trauma masa lampau keduanya. Bermula dari kejadian traumatis Ajo Kawir dan Tokek di masa kecil menyebabkan "burung" milik Ajo Kawir tidak dapat berdiri hingga dirinya dewasa. Terus menerus bersinggungan dengan kekerasan merupakan bentuk coping mechanism Ajo dalam usahanya membangunkan "burung"nya yang tertidur. Singkat cerita, pertemuan Ajo dan Iteung (diperankan oleh Ladya Cheryl) menjadi tanda permulaan babak baru seorang Ajo Kawir dalam hidupnya.
Gaya aksi, romansa, dan drama dalam novel Seperti Dendam, Harus Dibayar Tuntas bukan seperti novel fiksi family friendly pada umumnya. Meskipun mengandung aspek romansa didalamnya, batasan umur pembaca yang disarankan oleh penulis adalah 18+. Hal ini berlaku juga pada film adaptasi Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas mengandung adegan dan bahasa vulgar sebagai permulaan pembuka cerita. Pertengkaran batin antara karakter Ajo dan "burung" miliknya justru dikemas dengan sangat baik saat diadaptasikan ke dalam bentuk visual bergerak. Perbedaan kesan yang muncul saat membaca novel dapat saya sebut cukup kontras dibandingkan dengan impresi pertama setelah menonton film adaptasinya.
Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas yang dirilis pada tahun 2021 disutradarai oleh Edwin meraih berbagai penghargaan kancah nasional dan internasional. Beberapa diantaranya berupa penghargaan di Festival Film Indonesia (FFI) 2022 kategori Sutradara Terbaik untuk Edwin, Penulis Skenario Adaptasi Terbaik untuk Edwin dan Eka Kurniawan, Penata Busana Terbaik untuk Gemailla Gea, Pemeran Utama Pria Terbaik untuk Marthino Lio, dan Pemeran Utama Perempuan Terbaik untuk Ladya Cheryl. Tak bisa dipungkiri bahwa elemen absurditas yang dituangkan dalam karya tersebut membuahkan hasil yang manis. Kolaborasi pilihan tema yang unik dan jarang menjadi faktor pendukung keberhasilan film adaptasi ini. Unsur romansa, aksi, dan humor gelap yang dikemas apik menggunakan aspek visual gaya 80-90an yang memikat penonton. Setelah menonton film ini, imajinasi saya saat membaca novel adaptasi awalnya "kabur" karena punchline plot yang absurd di dalam novel, tetapi semakin diperjelas dengan adanya visualisasi nyata melalui film adaptasi tersebut. Selain itu, faktor pendukung keberhasilan film juga dapat ditilik dari segi kualitas artistik yang terlihat autentik seakan-akan membawa penonton melakukan kilas balik tahun 80-90an. Film yang pada mulanya nampak vulgar akibat penggunaan bahasa dan penayangan beberapa adegan sensitif, tetapi pada akhirnya meninggalkan kesan yang menarik bagi saya. Ragam konflik emosional yang dirasakan oleh karakter Ajo Kawir dan kawan-kawan juga menjadi faktor pendukung lain dari keberhasilan eksekusi film ini. Dengan demikian, film mendapatkan reaksi positif dari kritikus film atas usaha tim produksi dalam mengeksekusi tema yang berani dan terasa "tidak biasa" dibandingkan deretan film adaptasi novel lainnya. Begitupun di mata penonton, ulasan positif juga bermunculan dari kalangan penikmat film di Indonesia. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas merupakan salah satu film adaptasi yang menimbulkan impresi akhir paling membekas bagi saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H