Lihat ke Halaman Asli

Rhegita Dewi Ramdhany

Mahasiswa KKN MIT DR KE 13 KEL 52 UIN WALISONGO

Donor Darah Saat Pandemi Covid-19

Diperbarui: 4 Maret 2022   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Donor Darah Saat Pandemi (Dokpri)

Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang (04/03/2022) Donor darah adalah suatu proses dimana sebagian dari darah pendonor diambil dan disimpan di bank darah agar dapat digunakan oleh orang lain pada saat dibutuhkan. Mendonor darah memiliki banyak manfaat tidak hanya bagi pendonor tetapi juga bagi pendonor itu sendiri. Manfaat bagi pendonor antara lain mempercepat regenerasi darah, memperlancar aliran darah, mencegah penumpukan lemak di dinding pembuluh darah, dan mengurangi risiko penyakit jantung koroner.

Sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), target harian untuk mendonorkan darah adalah 2% dari populasi negara itu. Indonesia berpenduduk sekitar 230-240 juta dan target donor darah adalah 4,5 juta kantong darah. Tentu saja, hal ini sangat kontras dengan kenyataan lokal bahwa Indonesia hanya memiliki 250.000 pendonor darah per hari. Berdasarkan hasil kajian pustaka yang mengalami penurunan, terlihat negara-negara seperti Indonesia mengalami kekurangan suplai darah pascapandemi COVID-19. Pasalnya, banyak orang yang khawatir terpapar SARS-CoV-2 saat mendonorkan darah.

Pandemi COVID-19 berdampak negatif pada berkurangnya suplai darah. Sementara itu, tingginya permintaan darah di masa pandemi telah menciptakan ketidakseimbangan permintaan darah yang melebihi permintaan di banyak negara, termasuk Indonesia. Disparitas ini bermula dari kekhawatiran masyarakat bahwa mendonorkan darah akan membuat mereka terpapar COVID-19.

Chu dkk. (2020) melaporkan bahwa seorang pasien dengan anemia aplastik menerima transfusi trombosit di Korea pada Februari 2020. Sehari setelah transfusi darah, pendonor yang memberikan trombosit pasien dinyatakan positif COVID-19. Kemudian langsung dites COVID-19 dengan real-time reverse transcription (RT)-PCR, tetapi hasilnya negatif. Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi atau pneumonia pada CT scan dada.

Meski demikian, PMI yakin seluruh unit donor darah (BDU) di Indonesia telah menerapkan protokol yang memenuhi standar WHO, sehingga akan kembali terus mendonorkan darah kepada masyarakat di masa pandemi untuk menambah suplai darahnya. Selain itu, karena sejauh ini belum ada kasus konfirmasi COVID-19 melalui darah, saya berharap masyarakat tidak perlu khawatir terpapar virus saat mendonorkan darah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline