CURUP - Usia muda tentu bukan menjadi penghalang untuk memulai menjalankan suatu bisnis. Seperti wanita cantik ini yang sudah berani terjun ke dalam dunia bisnis sejak masih memakai seragam putih biru. Anadiya Pingki adalah salah satu contoh dari sosok anak muda yang menginspirasi. Pasalnya, ditengah kesibukannya untuk memperoleh gelar magister atau S2, wanita berumur 22 tahun ini juga sedang merintis bisnis bucketnya.
Bermodalkan dukungan keluarga, ketekunan, serta kreativitasnya, Anadiya Pingki atau akrab disapa Pingki ini berhasil mendirikan toko miliknya sendiri dengan nama Merah Jambu Shop atau kamu juga bisa kunjungi instagramnya @merahjambushop_.
Kuliah sambil mendapatkan keuntungan dari berbisnis tentu diimpikan oleh banyak orang. Namun, tak sedikit juga yang mengeluh karna tidak dapat membagi waktunya antara urusan kuliah dan bisnisnya. Sama halnya dengan yang dirasakan oleh Pingki. Perempuan yang dinobatkan sebagai Putri Kampus tahun 2019 ini juga pada awalnya sedikit kesusahan membagi prioritasnya. Mengerjakan tugas kuliah, membuat dan menghias pesanan bucket, membeli bahan keperluan untuk bucket, mengantarkan pesanan, semua hampir dilakukannya sendiri.
"Memulai bisnis itu mudah tapi konsisten kita dalam mengelolanya yang susah. Karna itu, kemampuan membagi waktu aja sebenarnya gak cukup. Niat, komitmen serta motivasi yang kuat itu yang menurut aku terpenting. Karena, kalo niat dan komitmen kita udah kuat, kita pasti akan berusaha untuk bisa membagi waktu, kita juga berusaha untuk terus belajar mengembangkan kemampuan kita dalam berbisnis. Lalu, ketika kita rasanya lagi di fase capek banget, ini dari pengalaman aku ya, kalo lagi merasa gitu, aku biasanya ingat-ingat lagi motivasi awal aku buat mulai bisnis ini apa, aku ingat-ingat lagi wajah orang tua aku yang juga ikut bahagia waktu dagangan aku laku, kira-kira begitu," jawab Pingki saat ditanya apa rahasianya yang tetap bertahan mengelola bisnisnya walaupun sedang sibuk dengan kulliah S2.
Faktanya sejak Pingki masih berstatus mahasiswi S1 di Universitas Bengkulu, ia juga sudah mencoba merintis beberapa bisnis. Pingki memulainya saat ia berada di semester 3 bersama dua orang temannya. Bisnis yang ia rintis saat itu yaitu menjual salad buah, menjual banana coffe, menjual pisang coklat, menjual lumpia hingga menjual masker kecantikan.
"Ide bisnis untuk bucket sendiri itu kepikiran waktu SMA, karna waktu itu lagi ada acara festival band, jadi disana banyak yang jual bucket bunga gitu. Akhirnya, aku mikir ini bucket bunga banyak juga peminatnya apalagi kalo lagi ada acara-acara kayak festival gini atau wisuda. Nah, tapi saat itu aku cuma kepikir sampe itu aja. Dan, Alhamdulillah di semester 6 aku coba-coba buat bucket bunga dan ternyata respon dari teman-teman aku pada seneng dan mau order", ungkap Pingki ketika ditanya bagaimana ide awalnya merintis bisnis bucket bunga dan snack ini. Pingki mengaku awal mulanya ia hanya berani membeli kertas bucket hanya 4 lembar, kemudian terlihat perkembangan peminatnya menjadi satu hari terjual 8 sampai 12 buah bucket. Sampai akhirnya ia dipercayai untuk menghias acara grand opening salah satu toko olshop terkenal di Curup.
Kerberhasilan mendirikan toko sendiri ini tentu tidak Pingki dapatkan secara instan. Perempuan yang lahir pada tanggal 8 Juli 1999 ini sudah banyak mencicipi proses dan lika-liku dalam dunia bisnis.
Walaupun terbilang masih muda, tapi pengalaman berbisnisnya sudah bisa dikatakan banyak. Pengalaman berbisnisnya bermula saat Pingki masih mengenyam pendidikan di bangku SD. Saat itu Pingki pernah menjadi tangan ke tiga menjual baju bola dengan sistem pre-order atau memesan terlebih dahulu.