Lihat ke Halaman Asli

[Cerpen] Terlalu Jauh

Diperbarui: 31 Maret 2016   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kehidupan tidak bisa diulangi"][/caption]

Tangan ini, tangan yang udah bikin hidup gue berantakan. Walaupun hidup gue bergelimpangan harta, tapi harta ini bukan hasil dari keringat gue sendiri.

Gue Hartono, tapi orang-orang lebih sering manggil gue Tono. Sekarang kerjaan gue. Mungkin gabisa dibilang kerjaan, karena nyatanya gue ini seorang pengangguran. Setiap hari gue dirumah, kadang dipasar, yah suka-suka hati gue aja lagi mau kemana. Lebih sering dirumah ngurusin istri yang lagi hamil anak ke-3 sekarang ini. Kedua anak gue sekarang masih mengenyam pedidikan mereka di SMP dan SD unggulan di daerah ini.

Terkadang mungkin gak kepikir di benak gue. Hidup gue yang begini, seburuk ini, gue berpikir bahwa didunia ini hidup gue yang paling hancur. Hidup gue yang paling berantakan.

Sore itu, rutinitas gue buat mantau beberapa pasar di daerah ini. Karena sekarang gue cuma sebagai kepala preman di pasar-pasar itu. Dan salah seorang asisten gue, atau bisa dibilang wakil gue di tiap pasar itu beda beda tapi dominan dipegang sama Rendy, soib SMA gue. Walau memang kedengerannya enak, karena setiap hari cuma nerima setoran uang tanpa kerja. Tapi jauh di dalem hati gue, ada rasa nyesel yang bikin gue gak bisa maaf in hidup gue sendiri.

Semua berawal dihari itu ..

“Ren, ayo dong. Pulang sekolah kita mean lagi.” Kata gue ke Rendy sahabat gue dulu

“Mau maen kemana Ton??”

“Yah kemana aja lah. Biar kita gak keliatan cupu-cupu banget gitu.”

“Gimana kalo ke taman deket SMP gue dulu?” tanya Rendy

“Ngapain ke taman? Kan gak keren.” Jawab gue bingung

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline