Lihat ke Halaman Asli

R Ghoffar Ghozali

Melalui tulisan kita bercerita

Hamba yang Amatir

Diperbarui: 5 Agustus 2024   06:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Salam semuanya 

Kembali lagi kepada saya yang tidak konsisten  menulis. lewat judul yang mewakili perasaan dan pikiran saya yang sederhana untuk di pikirkan tapi sulit untuk menjelaskan. mungkin , dengan tulisan ini menjadi terwakili.

Lalu, apa yang melatar belakangi hamba yang amatir harus saya tuliskan ? Mungkin bisa jadi cerita dan pelajaran bagaimana proses berfikir terjadi. atau terlepas kita manusia lebih suka berkecil hati dengan apa yang terjadi pada hidup kita .

Hamba ini yang selalu lebay, dikit dikit nangis dikit dikit bersedih bahkan menghabiskan energi untuk memikirkan apa yang di berikan Tuhan kepada orang lain , menjadikan emosi kita labil bahkan muncul dengki. amatir bukan? tentu saja amatir, karena mungkin kita berfikir, Koq bukan saya yang sukses padahal saya sudah kerja keras, saya sudah anu sudah sholat dhuha, sholat tahajud dan sodaqoh. se amatir kah ini saya, sering tidak terima dalam mengolah rasa terhadap the give. 

Hamba yang amatir tidak terima dengan keadaan sekarang, tidak suka melewati ujian yang di berikan Tuhan. maunya langsung instan, padahal mie instan saja juga ngak instan kan? cumak namanya saja yang instan. tapi, ada juga yang lebih rumit nama meskipun namanya instan yaitu instan si itu kan rumit. terkadang nama tidak sesuai dengan harapan. setidaknya hamba yang amatir menyadari semua yang terjadi ini cumak ujian. sifatnya sementara atau paling tidak sampai mati. bila hamba yang amatir tidak berusaha untuk merubah keadaannya sendiri, mungkin hamba yang satu ini pasrah saja tanpa berusaha. kan amatir sekali to?

Hamba yang amatir meragukan  keajaiban. terkadang sudah menyerah  atau berfikir sudah sampai sini saja level hidup saya. ada yang berfikir begitu?,  kalau saya terkadang berfikir seperti itu . kan saya termasuk Hamba yang amatir tapi, berhenti karena capek itu sudah biasa  besok berjuang lagi. jangan jadi Hamba yang amatir sepenuhnya , jadi hamba yang kadang-kadang amatir saja.

Hamba yang amatir yang meragukan rejeki yang di berikan Tuhannya. akan selalu ada episode di mana kebutuhan manusia yang tak terduga, yang kadang menguras sebagian tabungan yang  kita kumpulkan. keraguan itu ada karena ketakutan kita mengenai rejeki yang datang tidak hanya uang semata, melainkan  juga kesehatan, waktu luang bersama keluarga dan rasa tenang di dalam hati. 

Hamba yang amatir selalu mengeluh dengan cobaan hidup. cobaan hidup adalah bagian dari drama kehidupan yang semua orang pasti mengalami. ada yang cobaan hidupnya berupa sakit, kekurangan harta, kelebihan harta dan berbagai macam penderitaan lainya. kadang kita lupa cobaan hidup kita mungkin dari perbuatan kita yang kita tuai. setidaknya lebih bijaksana untuk merespon cobaan yang diberikan Tuhan.

Kita mungkin amatir terhadap beberapa hal yang secara spesifik bukan menjadi keahlihan kita. tapi setidaknya kita tidak amatir dalam mensyukuri nikmat Tuhan. setiap harinya kita bersyukur atas pemberian yang terkadang kita lupa, seperti nikmat bangun tidur dalam keadaan sehat. semoga menjadi renungan untuk selalu bersyukur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline