Lihat ke Halaman Asli

Rg Bagus Warsono

Lumbung Puisi sastrawan Indonesia, Pusat Dokumentasi Sastra Modern

Cerita Dongeng, Matinya Presiden Kunyuk

Diperbarui: 21 Juli 2024   04:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Matinya Presiden Kunyuk
Oleh : Rg Bagus Warsono

Di Negeri Belantara yang dipimpin Presiden Kunyuk dilanda heboh. Pada zaman dulu belum ada internet, jika ada saat itu pasti menjadi viral. Pasalnya Presiden Negeri Belantara tengah membangun makam untuk kematian dirinya.

Tentu saja berita ini membuat heboh rakyat sato-khewan Belantara. Sebab hal yang baru dijumpainya berita presiden masih hidup membuat liang kubur bagi dirinya.

Heboh ini tidak hanya di pemukiman padat penduduk saja tetapi juga didengar oleh hampir semua warga Belantara. Bahkan di pulau Gosong yang jarang ditempati rakyat sato-khewan juga turut mendengar berita ini.
Buaya dan Biawak juga mendengar, "Hey Buaya"  bekata Biawak sambil gemuyu-gemuyu.
"Ada apa adikku wahai Biawak?"
"Tahu tidak tentang  Presiden Kunyuk"?.
"Kita mau ke kota: , kata Biawak, kemudian "Persiden kunyuk sedang nuggu ajal."
Hah? Buaya kaget.
"Betul malah sekarang menurut khabar Presiden Kunyuk yang kita cintai sedang sakit keras"
"Kalau begitu aku ikut!

Biawak dan Buaya akhirnya berangkat menuju ibu kota negeri Belantara.

Di Ibukota para mentri berkali-kali menasehati Presiden Kunyuk agar tidak perlu dan  menggagalkan pembangunan liang lahat seperti monumen candi. Kelak suatu saat juga ada yang membangun itu jika presiden mangkat. Namun Presiden Kunyuk tetap ngotot untuk membangun makam untuk dirinya.

Karena khabar Presiden kunyuk sakit keras dengan dibuktikan tengah membangun liang lahat berupa bangunan makam yang megah, rayat sato khewan banyak yang menyaksikan pembangunan makam.
"Presiden Kunyuk ingin matinya tempat di yang indah pula," kata kerbau. "Ya Presiden Kunyuk hebat, beliau sudah tahu hari meninggalnya sehingga membangun tempat ini, " jawab Kambing menimpali.
"Apakah Presiden Kunyuk sakit?"
"Kabarnya masih segar bugar" , begitu obrolan di tempat pembangunan makam itu mereka berkerumun.
Tak berapa lama terdengar bunyi bonang bertalu tanda ada iring-iringan Presuden Kunyuk bersama para mentrinya.
Suara bobang semakin dekat, ternyata benar Presiden Kunyuk diiringi para mentri dan pejabat negeri hendak meninjau pembangunan Makam.

"Presiden masih segar bugar," bisik Kancil kepada Kambing.
"Macam-macam saja, masih hidup membuat makam untuk dirinya" , guman Kura-kura.
"Presiden Kunyuk mungkin mabuk pujian."
"Tidak mabuk ia mungkin stress!"
Yang mendengar percakapan tertawa.
"Mungkin kebanyakan ide," sahut Anjing yang di balas semu tertawa lagi. Sementara Presiden Kunyuk lewat dan menuju komplek pembangunan makam.

"Apa yang kurang Paduka Presiden Kunyuk?"
Bertanya Panglima Macan Tutul. Presiden  mengerutkan dahinya kemudian, " Kita butuh kereta keranda, yang bagus."
Panglima Macan Tutul kemudian mengaum tanda siap menjalankan perintah.

Karena Panglima meneruskan perintah pada para mentri, maka terdengar jugal sampai rakyat  Belantara.
"Oh betul Raja Kunyuk tengah 'ninggal lelewa',  kata Kucing, "Ia menyuruh membuat kereta keranda!"
Hah!

Selang tiga bulan setelah ramai pembangunan makam, tak terdengar lagi berta Presiden Kunyuk yang bikin heboh itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline