Lihat ke Halaman Asli

Rg Bagus Warsono

Lumbung Puisi sastrawan Indonesia, Pusat Dokumentasi Sastra Modern

Iman Politik Seseorang

Diperbarui: 1 Maret 2024   08:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Iman Politik Seseorang


Tidak menyesal membela Ganjar-Mafud. Sebab kemenangan bukan ditentukan oleh juri (KPU) tetapi terasa di hati setiap pendukungnya.

Percayalah Allah tak akan meridhoi kecurangan, saat ini kita hanya mengikuti alur cerita pilpres dari yang Mahakuasa
Jika nanti kondisi berubah karena orang lain pun lebih dari membela. Setidaknya ada sebaris tulisanku di sana.
Sedikit mungkin arti mendukung Ganjar-Mafud tetapi bagiku adalah menjaga agar negara ini tetap dalam naungan NKRI.

Terserah pandanganmu  dimana keterkaitan Ganjar-Mafud dengan NKRI.
Bagiku ringan saja asal kau bisa.
Memilah para tokoh Indonesia. Sebab dalam warga menengah ke bawah, penilaian adalah bagaimana makan hari ini. Jadi banyak rakyat tidak peduli.
Urusannya adalah tergantung diri sendiri.

Di balik semua itu akhirnya peristiwa Pilpres menjadikan tahu karakter dan idealisme serta kebijaksanaan berfikirnya  teman-teman.
Salah jika kita bermusuhan sesama pendukung dari 3 paslon dalam pemilu Pilpres.
Kecuali mereka yg di atas yang punya kepentingan. Kalau kita cuma rakyat biasa. Kalah dan menang tetep beli rokok sendiri, beli gas dan beras sendiri.

Sepertiku pembela kosong tiga Ganjar-Mafud. Aku sampaikan karena sudah pasca pemilu. Dan  sahabatku pembela kosong satu dan dua, atau yang tidak membela semuanya atau yang gonta-ganti paslon yang dibela. Capres dan Cawapres siapa pun yang menang ujung-ujungnya akan menjadi angkuh.sombong dan bahkan sulit didekati.

Jadi tak perlu berlebihan membela apalagi membela yg jelas-jelas melanggar konstitusi negara ini.
Bukti lainnya kita minta pertolongan juga pada sesama yang mudah komunikasi yaitu tetangga, teman dan sahabat. Jadi tak perlu gumagah hebat, sebab semua belum tentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline