Lihat ke Halaman Asli

R Gatot Prio

Pendiri Center for Digital Blue and Green Economy

Paradoks Hilirisasi: Catatan Dari Maluku Utara

Diperbarui: 7 Januari 2024   15:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash


Dr.Ridha Ajam M Hum, Rektor Universitas  Khairin (Unkhair), Ternate, Maluku Utara dalam sambutannya di depan peserta konferensi internasional Ikatan akuntan Indonesia (IAI) medio September 2023 ini mengemukakan sebuah pernyataan yang mengkhawatirkan, ribuan mahasiswa Unkhair terancam Drop-out karena tidak seimbangnya antara pertumbuhan ekonomi dan kemampuan bayar mahasiswa. Pernyataan  ini cukup mengejutkan mengingat bagaimana peran dari provinsi ini dalam konstelasi perekonomian Indonesia belakangan ini.

Maluku Utara adalah salah satu keajaiban ekonomi Indonesia beberapa tahun terakhir. Presiden Joko Widowo mengklaim bahwa provinsi ini adalah  pencetak pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia yang mencapai 22,9 % sepanjang tahun 2022, bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di angka 5,3% atau pertumbuhan ekonomi global yang hanya mencapai 3,2% (baca: Jokowi Lauds Maluku Economic Growth: The World Highest- Tempo.co.id, 30 November 2022) . Pertumbuhan ini tidak terlepas dari bertumbuhnya industri Nikel yang menjadi pusat pertumbuhan di berbagai kawasan di Maluku Utara seperti pulau Obi, Halmahera, megundang investor untuk datang dan mengeksplorasinya

Akan tetapi keajaiban ekonomi Maluku Utara tidak serta merta memberikan dampak kepada meningkatnya kesejahteraan masyarakat setempat, pernyataan rektor Unkair adalah salah satunya seiring dengan melemahnya daya beli masyarakat. Kondisi ini tidak saja terjadi di Maluku Utara tetapi juga di daerah penghasil nikel utama lainnya, Sulawesi Tengah dengan Morewali sebagai kawasan industrinya (Baca: Nickel driven economic growth in North Maluku and Central Sulawesi boosts regional economy, but poverty challenges remain, August 8, 2023)

Belum lagi ditambah dengan konsekuensi lingkungan yang cukup signifikan dengan polusi udara yang telah melampaui ambang batas pencemaran, pabrik-pabrik produksi Nikel IMIP terus menerus mengeluarkan sulfur dioxide, nitrogen oxide dan coal ash yang signifikan kepada lingkungan sekitarnya. Selain itu juga terancamnya konsumsi air bersih masyarakat karena disinyalir sumber air di dekat kawasan industri telah terkontaminasi oleh hexavalent Chromium (Cr6), bahan kimia pemicu kanker (baca: Battery Life Pollution: "We are Afraid" Erin Brochkovic pollutant linked to global electric car boom", the guardian.org, February 19, 2022). Potensi ancaman-ancaman lainnya adalah kepada kekayaan perikanan yang dampaknya juga akan terasa kepada mata pencaharian nelayan di daerah tersebut.

Kenyataan ini menciptakan paradoks dari kebijakan yang terus didengungkan pemerintah sebagai salah satu kunci Indonesia keluar dari middle income trap yaitu hilirasi berbagai sektor industri. Paradoks ini juga menjadi catatan yang penting bagi siapa pun yang akan menjadi pemimpin Indonesia masa depan untuk melalukan perbaikan kebijakan hilirisasi yang nyatanya memiliki dua tantangan besar yaitu terbatasnya manfaat pada ekonomi dan kesejahteraan daerah setempat dan perlindungan terhadap lingkungan dan keanekaragaman hayati sebagai salah satu kunci dari pembangunan yang  berkelanjutan (Sustainable Development)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline