Lihat ke Halaman Asli

Rahuli Febrianda

Penulis novel Eskalasi dan Nathan Lika-liku hidup

Hari Kesehatan Mental Sedunia dan Refleksi Tentang Kepribadian

Diperbarui: 10 Oktober 2024   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Apakah Introvert, Ekstrovert, dan Ambivert Benar-Benar Ada?

Setiap tanggal 10 Oktober, dunia memperingati **Hari Kesehatan Mental Sedunia** yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental. Hari ini menjadi momen penting untuk merenung, memahami, dan mendukung diri sendiri serta orang lain dalam menghadapi berbagai tantangan mental. Dilansir dari National Today, momentum ini pertama kali diprakarsai oleh Federasi Kesehatan Mental Dunia (WFMH) pada awal tahun 90-an, yang kini telah berkembang menjadi gerakan global dalam menyoroti isu kesehatan mental. Di tahun 2024, tema peringatan ini menyoroti pentingnya menghapus stigma dan meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan mental yang inklusif.

Dalam semangat peringatan ini, saya juga ingin mengajak Anda berpikir lebih dalam mengenai salah satu aspek penting dalam kesehatan mental, yakni bagaimana kita memahami **kepribadian**. Beberapa konsep yang cukup populer adalah **introvert, ekstrovert, dan ambivert**. Sebagai bagian dari penelitian untuk artikel ini, saya sempat mengirimkan pesan kepada beberapa teman melalui WhatsApp untuk mendapatkan pandangan mereka mengenai konsep-konsep tersebut. Berikut adalah pesan yang saya kirimkan:

_"Hey, temanku! Aku lagi nulis artikel buat memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia pada 10 Oktober nanti. Nah, salah satu topik yang aku angkat adalah tentang kepribadian introvert, ekstrovert, dan ambivert. Menurut kamu, istilah-istilah ini beneran ada nggak sih? Kalau iya atau nggak, bisa ceritain sedikit kenapa kamu percaya atau nggak percaya dengan konsep ini?"_

Dari sejumlah tanggapan, banyak yang memberikan jawaban singkat dan mengamini bahwa ketiga konsep tersebut memang ada. Namun, ada satu tanggapan yang menarik dan sangat relevan dengan diskusi kita hari ini:

_"Tentu ada, seperti yang umumnya kita ketahui, konsep ekstrovert, introvert, dan ambivert merujuk pada keterbukaan seseorang pada lingkungan di sekitarnya. Ekstrovert cenderung terbuka, introvert cenderung tertutup, sedangkan ambivert gabungan dari keduanya dan cenderung lebih fleksibel. Tapi menurut saya tidak ada orang yang benar-benar terlahir sebagai ekstrovert, introvert, dan ambivert. Hanya saja mereka yang memilih untuk jadi seperti itu, mungkin juga ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Saya yakin bahkan orang yang di anggap introvert pun sebenarnya dapat menjadi ekstrovert jika berada pada situasi atau faktor tertentu, begitu juga sebaliknya."_

**Tanggapan Pribadi:**
Pendapat tersebut menginspirasi saya untuk berbagi pandangan pribadi. **Saya merasa bahwa konsep introvert, ekstrovert, dan ambivert sebenarnya tidak mutlak ada.** Menurut saya, setiap individu yang merasa dirinya berada dalam salah satu kategori tersebut sebenarnya hanya merasakan hal itu pada waktu tertentu, tanpa menyadari bahwa mereka dapat berubah dari waktu ke waktu. Setiap orang secara alami memakai banyak "topeng" dan beradaptasi dengan situasi yang mereka hadapi, yang pada gilirannya membuat mereka menunjukkan berbagai tipe kepribadian.

Saya tidak bermaksud menyalahkan konsep ini, melainkan ingin mengajak orang-orang yang merasa dirinya **introvert** untuk mempertimbangkan keluar dari stigma yang mereka tekankan pada diri mereka sendiri. Mungkin, dengan melepaskan label tersebut, kita bisa lebih fleksibel dan terbuka terhadap perubahan dalam diri, serta lebih peka terhadap apa yang terjadi di sekitar kita.

**Pertanyaan untuk Pembaca:**
- Bagaimana pandangan Anda mengenai konsep introvert, ekstrovert, dan ambivert? Apakah Anda merasa konsep-konsep ini membantu atau justru membatasi diri Anda?
- Pernahkah Anda merasa diri Anda bergeser dari satu tipe kepribadian ke tipe lainnya tergantung situasi yang Anda hadapi?
- Apakah Anda setuju bahwa kepribadian seseorang bisa berubah seiring waktu dan faktor lingkungan, atau Anda lebih percaya bahwa kepribadian cenderung tetap?

**Disclaimer:** Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mengajak pembaca berpikir lebih dalam tentang konsep kepribadian dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi kesehatan mental kita. Setiap orang bebas memiliki pandangan yang berbeda, dan artikel ini tidak bermaksud menyinggung pihak mana pun.

Pada akhirnya, Hari Kesehatan Mental Sedunia adalah saat yang tepat untuk merenung dan memperbaiki cara kita memahami kesehatan mental. Tidak hanya mengenai kepribadian, tetapi juga bagaimana kita menghadapi tekanan dan perubahan dalam hidup. Apakah Anda merasa terikat dengan satu tipe kepribadian, atau lebih fleksibel dalam menjalani kehidupan? Mari kita berdiskusi, karena setiap pandangan akan sangat berharga untuk memperkaya pemahaman bersama tentang kesehatan mental.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline