Lihat ke Halaman Asli

Sekilas mengenal Lone Soldier, "jihadis" Yahudi di Israel

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

140625961430795393

Dalam operasi militer ke Gaza yang diberi sandi Operation Protective Edge bulan Juli 2014 ini, dua orang prajurit Israel Defense Force (IDF) tewas di dalam penyerbuan ke Gaza. Kedua prajurit tersebut adalah Max Steinberg dan Sean Carmeli.

Lazimnya seorang prajurit adalah warga negara tersebut. Namun, belakangan diberitakan bahwa keduanya memiliki kewarganegaraan ganda: Amerika Serikat dan Israel. Mereka bergabung dengan IDF sebagai tentara regular. Orang-orang keturunan Yahudi yang ada di luar negeri ternyata diundang untuk bergabung dengan IDF dan dinamai dengan "lone soldier".

Secara harfiah lone soldier bisa diartikan sebagai seorang serdadu sebatangkara, kesepian, atau tanpa keluarga. Pada hakikatnya para LS ini adalah orang-orang Yahudi yang tinggal di luar Israel, menjadi warga negara di negara lain, namun kemudian secara sukarela menjadi tentara di IDF. Umumnya mereka memang tidak memiliki keluarga di Israel, sehingga berbeda dengan prajurit lain yang di akhir pekan akan bisa berkumpul dengan keluarga mereka, para LS hanya akan berada di apartemen kosong mereka.

Bagaimana mereka bisa bergabung dengan IDF?

Max Steinberg tertarik untuk bergabung dengan IDF setelah berkunjung ke Israel melalui program kunjungan yang disebut dengan birthright. Peserta program ini mestilah berdarah, minimum setengah Yahudi, dewasa, belum pernah berkunjung ke Israel, dan tidak menganut agama lain selain Yahudi. Untuk menjadi anggota IDF harus ditambah dengan kefasihan bahasa Hebrew (atau dilatih secara khusus jika dianggap layak). Agaknya, sebagian dari anggota LS tertarik menjadi menjadi bagian dari IDF setelah berkunjung ke tanah air mereka.

Berapa jumlah LS dan dari negara mana saja?

Dari penelusuran, saya tidak mendapatkan angka pasti berapa anggota LS yang aktif. Data dari CNN dikutip ada sekitar 2.500 anggota LS (740-750 adalah warga negara AS) dari 60 negara berbeda. Dari Friends of IDF tercantum bahwa 2.800 orang terdaftar sebagai LS. Terakhir dari situs lain didapatkan angka 8.217 orang yang telah bergabung sebagai LS sejak tahun 2009. Walaupun demikian, angka tersebut akan bisa lebih tinggi lagi karena sejak 1979 banyak warga AS yang bergabung ke angkatan perang Israel.

Sebagai catatan pembanding, situs detik (dikutip dari CBS--tanpa link)menyebutkan bahwa warga AS yang bergabung sebagai LS adalah 2.000 orang.  Angka itu lebih tinggi daripada yang disebutkan oleh CNN di atas maupun yang disebutkan oleh situs lain yang menyebutkan angka akumulasi 1.661 orang sejak 2009 (sedikit lebih rendah dari warga Rsuian, 1.685).

Laporan lain dari CBS menyebutkan bahwa 15% (100 orang) anggota LS asal AS berasal dari Los Angeles. Jadi jumlah warga negara AS yang bergabung dengan LS berkisar antara 700-1.500 orang dan jumlah itu bisa jadi akan terus bertambah menunggu panggilan.

Sebanyak 40% dari LS kemudian bergabung dengan satuan elit IDF. Steinberg di atas bergabung dengan Golani Brigade, sebuah satuan yang selalu dipercaya sebagai pendobrak setiap kali Israel masuk ke wilayah Palestina. Salah satu satuan elit (dan kejam!) yang menampung LS adalah Givati Brigade. Di sini pernah bergabung Josh Warhit yang pandangannya tentang Palestina adalah seperti di bawah ini.

Apparently, according to Warhit, what the “Jewish people” do need are more Israeli soldiers using American-bought weapons to maintain a brutal 45-year-old occupation and apartheid legal system, facilitate ethnic cleansing, impose collective punishment upon millions of civilians by way of walls, checkpoints, blockade and siege, bulldoze homes, orchards and olive groves, protect and enable colonists in violation of international law, oppress and dominate an already devastated and dehumanized indigenous population, conduct night raids, abduct, detain, and abuse children, use sonic booms to deliberately terrorize people, wage more aggressive wars and commit more crimes against humanity with total impunity.


Sebagai catatan Brigade Givati ini sering membuat t-shirt setiap kali selesai sebuah latihan atau perang yang menyakitkan muslim, terutama Palestina.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline