Lihat ke Halaman Asli

R. Fauzi Fuadi

Casual Writer.

Merayakan Perjuangan Suryopranoto: Tokoh di Balik Mogok Buruh Era Kolonial

Diperbarui: 17 Desember 2024   23:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barisan para aktor dalam teater bartajuk "Vergadering Sarekat Islam". (Foto: R. Fauzi Fuadi) 

"Ia terlahir dari keluarga ningrat, bangsawan, dan terpandang.
Namun ia memilih untuk menjadi manusia biasa.
Bebas menentukan arah dan tujuan yang mulia.
Senantiasa memihak kepada buruh, tani, dan rakyat jelata.
Dan dialah Suryopranoto 'Si Raja Mogok' dari Yogyakarta."

Yogyakarta - Komunitas Sakatoya mempersembahkan proyek teater yang bertajuk "Soerjopranoto: 6 Tubuh Si Raja Mogok" yang telah dilaksanakan selama enam hari, mulai 3 s.d 8 Desember 2024 yang tersebar dalam enam situs, kisah, dan sutradara yang berbeda.

Pagelaran ini adalah sebuah pementasan teater yang mencoba untuk menghidupkan kembali kisah Suryopranoto, seorang tokoh yang dikenal sebagai "Raja Mogok" atas perjuangannya dalam membela hak buruh dan rakyat kecil di era kolonial.

Agenda ini merefleksikan kembali perjuangan sosok Suryopranoto "Si Raja Mogok" mulai dari masa kecil, remaja, dewasa, hingga senja kala yang mana di setiap fasenya bernafaskan perlawanan terhadap ketidakadilan, penindasan, dan kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh pemerintahan kolonial Belanda kepada buruh dan rakyat kecil kala itu.

Proyek ini diinisiasi oleh Komunitas Sakatoya yang didukung oleh Kementerian Kebudayaan RI melalui Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan Teater Kepahlawanan 2024. Pertunjukan ini memberikan pengalaman imersif-partisipatoris kepada seluruh penonton, sehingga penonton akan mengalami dan menyelami langsung jejak perlawanan dan biografi Suryopranoto.

Keenam lokasi ini juga dijadikan sebagai lokus pengetahuan yang merekam jejak perjalanan hidup seorang Suryopranoto dengan beragam pendekatan artistik, mulai dari aktivasi arsip, partisipatoris, hingga re-enactment sejarah.

Lebih dalam lagi, pagelaran akbar ini mengisahkan enam fase perjuangan Suryopranoto yang mencerminkan perjalanan tubuhnya: dari tubuh pemberontak yang memulai aksi, tubuh pemimpin yang mempersatukan, hingga tubuh pengorbanan yang rela menghadapi risiko demi rakyat kecil.

Pementasan ini membawa kita lebih dekat pada sosok Suryopranoto sebagai figur inspiratif yang menggambarkan perjuangannya dengan sentuhan seni yang kuat yang dapat mengingatkan kita bahwa perjuangan untuk keadilan sosial adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah bangsa.

Agenda ini melibatkan sebanyak 120 partisipan setiap harinya yang datang dari berbagai kalangan, seperti siswa, komunitas sejarah, persatuan tuna netra, hingga serikat buruh dan perkumpulan guru.

Kehadiran dari berbagai kalangan ini mencerminkan betapa luasnya jangkauan inspirasi dari kisah perjuangan Suryopranoto. Melalui kolaborasi lintas komunitas, agenda ini tidak hanya menjadi ajang pengenalan sejarah perjuangan buruh, tetapi juga menjadi wadah refleksi dan pembelajaran kolektif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline