Lihat ke Halaman Asli

Masalah Sampah Organik Belum Terselesaikan, Mahasiswa UNDIP Beri Alternatif

Diperbarui: 21 Agustus 2023   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Produk Komposter Sampah Organik (KOMPAK) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Tegal, (11/08/2023) -- Pengelolaan sampah menjadi salah satu persoalan utama di Desa Jatimulya, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal. Masalah ini didasari oleh belum adanya standar pengelolaan dan pengolahan sampah di desa tersebut. Sebagian besar masyarakat desa tidak melakukan pemilahan sampah dan lebih memilih memilih untuk membakar sampah secara langsung. Kebiasaan ini menciptakan 'kebudayaan' yang buruk terkait dengan pengelolaan dan pengolahan sampah di Desa Jatimulya, khususnya sampah organik.

Melihat hal tersebut, Mahasiswa yang tergabung dalam Tim 2 KKN Universitas Diponegoro berusaha untuk mengubah kebiasaan tersebut sekaligus menciptakan alternatif baru dalam pengelolaan dan pengolahan sampah di Desa Jatimulya melalui pendekatan edukatif, pemberian fasilitas, dan pendampingan serta pemberdayaan. Dalam hal ini, Tim KKN melaksanakan program multidisiplin berupa "Komposter Sampah Organik (KOMPAK) sebagai Upaya Pengelolaan dan Pengolahan Sampah Berkelanjutan" kepada masyarakat desa. KOMPAK sendiri merupakan sebuah alternatif bagi para stakeholder rumah tangga di Desa Jatimulya untuk mengelola sampahnya. Alat ini terbuat dari barang bekas seperti galon sekali pakai dan keran galon serta karet ban bekas yang memungkinkan sampah organik rumah tangga, seperti sampah dapur (nasi, roti, buah, sayur, dan sisa makanan) serta daun-daun kering untuk dikonversi menjadi pupuk organik dengan yield yang tinggi.

Sosialisasi KOMPAK ke Warga (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Penyerahan KOMPAK ke Perwakilan Warga Desa (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi kepada masyarakat desa tentang pentingnya pengelolaan dan pengolahan sampah berkelanjutan. Setelahnya, dilaksanakan penyerahan alat komposter sampah organik (KOMPAK) kepada beberapa warga untuk dijadikan sebagai percontohan. Masyarakat yang terpilih sebagai percontohan selanjutnya akan diberikan pelatihan dan pendampingan untuk dapat mengelola dan mengolah sampah organik menjadi pupuk organik.

Dengan adanya program ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya memilah dan mengolah sampah. Semakin banyak masyarakat yang teredukasi diharapkan mampu menciptakan perubahan positif dalam perilaku masyarakat dalam hal pengelolaan sampah, khususnya sampah organik. Langkah konstruktif ini merupakan langkah awal dalam menciptakan tatanan baru dalam pengelolaan dan pengolahan sampah di Desa Jatimulya.

Penulis : Tim II KKN UNDIP Desa Jatimulya, Kec. Suradadi, Kab. Tegal

Dosen Pembimbing Lapangan : Slamet Suharto, S.Pi., M.Si.

Lokasi KKN : Desa Jatimulya, Kec. Suradadi, Kab. Tegal

#KKNUndipTim2 #P2KKNUndip #LPPMUndip #Undip

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline