Lihat ke Halaman Asli

REZZA RIVANA

Mahasiswa

Catcalling, Pelecehan Seksual yang Dianggap Candaan

Diperbarui: 29 November 2022   15:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pelecehan didefinisikan sebagai perilaku agresif yang jelas tidak diinginkan terhadap target, biasanya (namun tidak selalu) dengan maksud untuk mengancam atau mengintimidasi target utama. Adapun 2 kategori pelecehan seksual, yaitu : 

* Pelecehan non-verbal Pelecehan non-verbal ini termasuk kontak fisik. Melecehkan orang lain dengan dua tangan dan mata kepada orang lain. Korban dapat sengaja atau tidak sengaja menyebabkan. Sangat penting untuk merekomendasikan menutupi tubuh dengan pakaian yang sesuai. Tentunya agar tidak mengganggu diri sendiri. Menutupi diri dengan pakaian yang pantas adalah cara menghargai diri sendiri, menghindari perilaku buruk dari orang lain. Pelecehan non-verbal sering terjadi di tempat umum seperti pusat perbelanjaan, angkutan umum, dan jalan raya. Tentu saja perundungan semacam ini terjadi dalam kedekatan fisik satu sama lain dan Anda harus memperhatikan orang-orang di sekitar Anda agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jangan berjalan sendirian di tempat sepi dan jangan keluar malam kecuali benar-benar perlu. 

*Pelecehan verbal Merupakan pelecehan dalam bentuk kata-kata yang bernada menyindir, mengajak dan menyinggung perilaku seksual seseorang di tempat umum atau secara langsung dengan maksud mempermalukan dan mempermalukan serta mengintimidasi. Pelecehan verbal biasanya tidak diperhatikan karena dikemas dalam lelucon dan sepertinya meringankan suasana dalam persatuan dan menonjolkan masalah di suatu tempat. Mengintervensi kehidupan seks orang lain di tempat umum pasti memalukan dan berdampak pada pelaku intimidasi. Berbicara tidak pantas untuk mempermalukan orang lain secara seksual. Salah satu contohnya adalah catcalling. 

Catcalling adalah salah satu bentuk pelecehan seksual yang dapat berupa kekerasan verbal atau mental. Di Indonesia bisa dikatakan bahwa catcalling adalah hal yang biasa. Karena selalu ada masyarakat di pedesaan dan di kota besar yang menjadi korban catcalling. Mengapa catcalling dianggap sebagai pelecehan seksual?, Catcalling adalah salah satu bentuk pelecehan seksual karena menimbulkan rasa terhina, rasa diremehkan sebagai manusia. Catcalling jelas mengacu pada mendominasi dengan maksud untuk mengintimidasi atau menakut-nakuti seseorang. 

Sampai saat ini banyak yang belum paham bahwa panggilan itu salah. Kebanyakan orang berpikir bahwa catcalling hanyalah pujian, lelucon, atau bahkan keramahan. Karena pelaku tidak merasa telah melakukan kesalahan, catcalling (dan banyak bentuk kekerasan seksual lainnya) tampaknya telah menjadi budaya, sehingga sulit untuk dihentikan. Padahal, catcalling bisa menjadi langkah awal bagi pelakunya menuju bentuk baru pelecehan seksual yang lebih berbahaya. Sayangnya, banyak orang yang cenderung menyepelekan catcalling, apalagi pelakunya yang biasanya pura-pura iseng atau bercanda. Padahal catcalling bisa terjadi pada siapa saja dan menimbulkan penderitaan atau bahkan trauma mental bagi korbannya. Lebih buruk lagi, rata-rata korban pelecehan seksual adalah orang dewasa dan anak di bawah umur.

Pelecehan ini biasanya berupa pujian saat korban sedang berjalan sendirian. Perlu dicatat bahwa pujian semacam itu tidak tulus, tetapi upaya untuk merayu atau menggoda orang asing. 

Situs web University of Missouri-Kansas City melaporkan bahwa catcalling biasanya dilakukan dengan cara yang berbeda dan oleh kelompok yang berbeda. Pelecehan ini juga bisa berupa siulan, ketika pelaku melihat tubuh korban dan memanggil dengan nada menggoda kepadanya atau mengucapkan komentar seksual kepada orang lain. Ingatlah bahwa siapa pun bisa menjadi korban atau pelaku catcalling.

Menurut Regain, ada beberapa macam catcalling. Tapi ada dua yang paling sering dilakukan pelaku. Yang pertama adalah siulan yang menggoda dan yang kedua adalah pujian seksual yang menggoda. Pelecehan ini bisa dilakukan dalam jarak dekat, saat korban dan pelaku berada di tempat sempit seperti gang, di tempat sepi, saat jumlah korban lebih sedikit dari pelaku, atau saat dilakukan oleh sopir. Pada dasarnya, fenomena ini merupakan bentuk objektifikasi. Pelecehan tidak memerlukan penggunaan bahasa yang menyinggung dan dianggap cabul atau menyinggung. Terkadang fenomena ini juga bisa bersifat fisik atau seksual, dan pada pria lebih sering terjadi dalam kelompok daripada sendirian ketika melakukan catcalling.

Beberapa bentuk catcalling yang perlu diketahui: 

Mengucapkan kalimat yang seolah-olah memuji seperti "Selamat pagi cantik". atau "Baunya harum banget, mau kemana nih cantik?" Membuat pernyataan cabul seperti "wah...tubuhmu sangat indah" Gerakan tidak senonoh seperti mengedipkan mata, bersiul, tatapan penuh nafsu, menggigit bibir bawah, menjulurkan lidah, melambai, membuat gerakan cium jauh, atau menghalangi jalan dll. 

Cara Menyikapi Catcalling Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guna menyikap catcalling, antara lain: 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline