Pada tanggal 12 Mei 2022 masa saya di SMA telah usai, kini saya harus mempersiapkan diri untuk lanjut ke masa selanjutnya yaitu kuliah. Sedangkan saya sebenarnya masih bingung ingin berkuliah dimana. Kedua orang tua menyarankan agar memilih universitas yang dekat dari pantauan mereka, mungkin karena saya adalah anak bungsu sekaligus perempuan satu - satunya sehingga kedua orang tua saya tidak ingin saya jauh dengan mereka.
Hal itu tidak seberapa saya permasalahkan, karena jujur saya juga masih tidak bisa jauh dari keluarga. Dan pada akhirnya, universitas yang saya pilih adalah Universitas Airlangga dan Trunojoyo dengan melalui jalur SBMPTN, serta Poltekkes Surabaya dengan jalur SIMAMA. SBMPTN dan SIMAMA ini jenis tes nya sama yaitu tes berbasis komputer.
Beralih pada jurusannya, saya mulai dari awal sudah tertarik dibidang kesehatan tepatnya keperawatan. Alhamdulillah nya kedua orang tua saya mempunyai keinginan yang sama dengan saya, saya jadi semangat karena mendapat banyak dukungan lebih dari keluarga. Maka dari itu saya memilih Universitas Airlangga dan Poltekkes Surabaya karena ada prodi keperawatannya, sedangkan Trunojoyo tidak ada prodi keperawatan sehingga saya mengambil prodi agribisnis.
Hari telah berlalu begitu cepat, pagi - pagi saya sudah berpamitan kepada ibu untuk melakukan tes SIMAMA (tes berbasis komputer di Poltekkes) dengan diantar ayah. Selama perjalanan saya berdoa dan sholawat sampai tempat yang dituju.
Setelah sampai didepan gedung Poltekkes Surabaya, saya turun dari motor dan berpamitan kepada ayah dengan mencium tangannya, ayah saya tersenyum dan memberi semangat yang mampu membuat saya terenyuh sejenak. Saya berlari kedalam bangunan itu, mencari ruangan yang ada pada kartu ujian saya.
Sesampainya diruangan, setiap peserta ujian diharapkan antri untuk memperlihatkan berkas - berkas seperti KTP, KK, nomor peserta dan lain- lainnya sesuai ketentuan yang ada. Setelah itu, peserta ujian diharap duduk sesuai dengan nomor peserta. Tidak lama kemudian, seorang pengawas ruangan masuk memberi panduan pengerjaan dan juga mengabsen pesertanya.
Waktu sudah menunjukkan bahwa setiap peserta harus memulai ujian tersebut, termasuk saya. Saya rasanya ingin sekali menangis karena ada beberapa soal yang dijawab dengan asal-asalan karena tidak tau jawabannya, bukan hanya itu ada soal yang belum saya jawab juga karena waktunya sudah habis.
Saya hanya bisa berdoa. Setelah pengerjaan ujian selesai, saya menelpon ayah agar menjemput saya, ternyata ayah saya menunggu didepan bangunan Poltekkes Surabaya selama saya ujian tes berlangsung. Saya tentunya sedikit terkejut kerena ayah tidak meninggalkan saya padahal ayah harus bekerja yang kantornya terletak di Surabaya dekat dengan poltekkes. Saya jadi merasa sungkan kepada ayah saya.
Diperjalanan pulang raut muka saya terlihat murung, karena saya merasa bersalah kepada kedua orang tua saya, dan sayas merasa takut dengan hasil ujian tadi. Namun semuanya saya serahkan kepada Allah apapun hasilnya. Hingga masuk ke tanggal pengumuman, jantung saya berdetak kencang, pikiran - pikiran yang awalnya positif thinking menjadi negatif thinking. Dan hasil ujian saya membuat saya sedih, saya tidak diterima di Poltekkes Surabaya.
Dengan cepat saya memberitahu kedua orang tua saya, mereka tidak merespon marah - marah melainkan memberi semangat kepada saya. Kata ayah, "tetap semangat, jalan menuju kesuksesan itu tidak hanya satu pastinya banyak jalan menuju kesuksesan, dicoba saja semua jalan itu, gak papa, siapa tau itu rezekimu." Dari kata - kata ayah itu sudah mampu menggugah semangat saya. Hsl itu membuat saya semakin rajin belajar untuk mepersiapkan tes ujian selanjutnya yaitu SBMPTN.
Tes berbasis komputer SBMPTN sudah didepan mata. Seperti biasa yang mengantar saya ujian tetaplah ayah. Proses ujian SBMPTN ini sama seperti proses SIMAMA. Selesai ujian saya langsung menghampiri ayah yang ada diparkiran. Saya menceritakan bagaimana ujian tadi kepada ayah. Meskipun pengerjaan ujian SBMPTN ini lebih baik dari SIMAMA, hati saya masih ada rasa takut tidak diterima seperti Poltekkes kemarin.