Layaknya makan dan minum. Teknologi dan jurnalisme merupakan dua hal yang selalu berjalan berdampingan dalam perkembangan hidup dan sejarah manusia, keduanya tidak dapat dipisahkan.
Menurut Wahyuni (2019), jurnalisme merupakan kegiatan untuk mencari dan mengolah informasi untuk disiarkan ke khalayak. Jika kita lihat kebelakang, kegiatan jurnalisme sendiri sudah berlangsung sejak zaman romawi kuno, tepatnya pada abad ke-131 SM, dimana terdapat "Acta Diurna" sebuah papan pengumuman semacam koran pada masa itu yang dibuat dari ukiran batu atau logam.
Jurnalisme pun kian berkembang seiring dengan perubahan sosial, budaya, politik, ekonomi, termasuk teknologi komunikasi yang terjadi di masyarakat.
Teknologi sendiri dalam perkembangan arus produksi, konsumsi dan distribusi informasi memegang peranan penting (Hadi, 2009). Pasalnya, teknologi mampu mengubah pola komunikasi yang sebelumnya terbatas ruang dan waktu menjadi tanpa batas. Menurut Ishadi dalam Sucahya (2013), Kehadiran Internet telah mengubah cara orang berkomunikasi, cara mendapatkan berita dan informasi, serta cara membaca berita di media cetak, melihat gambar di majalah, mendengar radio, dan menonton program televisi.
Hal tersebut memicu adanya media baru (new media) yakni, sebuah bentuk media di luar media elektronika (televisi/radio) dan media cetak (majalah/koran) yang sifatnya fleksibel dan berjalan dua arah atau interaktif. Lahirnya media massa baru membuat media massa konvensional mulai kehilangan reputasinya sebagai sumber informasi utama masyarakat.
Pasalnya, kemudahan akses masyarakat terhadap internet di tengah sibuknya aktivitas sehari-hari, menjadi salah satu alasan utama mengapa masyarakat menjadikan media massa baru sebagai sumber informasi utama.
Disinilah jurnalisme masyarakat mulai banyak bermunculan, sebuah bentuk kegiatan jurnalisme yang dilakukan oleh masyarakat biasa terhadap suatu peristiwa tertentu yang biasanya dipublikasikan kepada khalayak melalui media massa online.
Keberadaan warga yang melekat pada peristiwa jurnalisme dan kritik terhadap praktik jurnalisme profesional yang sering kali mengabaikan isu sosial di masyarakat menjadi salah satu alasan munculnya jurnalisme masyarakat selain adanya internet.
Meski sejatinya, praktik jurnalisme masyarakat menurut Gilmor dalam Eddoyono, Faruk, dan Irawanto (2019). Telah ada sejak tahun 1700-an, dimana warga menulis dan menyebarluaskan pandangannya melalui selebaran.
Gilmor juga menyebutkan bahwa praktik semacam ini telah muncul di berbagai peristiwa, seperti pembunuhan John F Kennedy pada tahun 1963 di mana seorang warga berhasil merekam tragedi tersebut dan pada tahun 1990-an dimana seorang warga berhasil merekam penyiksaan warga kulit hitam. Kejadian tidak terduga seperti ini memang menjadi salah satu alasan kenapa jurnalisme masyarakat mudah popular.
Selain berbentuk video, tidak sedikit jurnalisme masyarakat yang berbentuk tulisan seperti artikel isu-isu terkini.