Yogyakarta - Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh Kemenkes, prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022. Namun, angka tersebut belum memenuhi standar prevalensi dari WHO yakni kurang dari 20%. Sementara itu, meskipun angka stunting di Kota Yogyakarta tahun 2022 telah mencapai angka 13,8 %, tetapi Kota Yogyakarta menjadi salah satu daerah dengan cakupan keluarga risiko stunting tertinggi dengan angka 33 persen. Berdasarkan permasalahan tersebut, Tim KKN-PPM UGM Kluster Medika, Rezky Ilham, turut aktif berpartisipasi dalam pencegahan stunting dengan mengadakan program "Lahap Makan, Balita Kuat, Sehat, dan Bergizi".
Masalah stunting masih menjadi salah satu masalah gizi utama yang kita hadapi dalam mewujudkan generasi emas Indonesia 2045. Masalah stunting penting untuk diselesaikan karena berpotensi mengganggu potensi sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat kesehatan dan kematian anak. Dampak dari stunting yaitu terhambatnya perkembangan kognitif dan motorik serta peningkatan risiko gangguan metabolik dan penyakit tidak menular seperti diabetes, obesitas, stroke, dan penyakit jantung. Audit Kasus Stunting yang diadakan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta pada tahun 2023 menghasilkan data bahwa salah satu penyebab terjadinya stunting adalah kurangnya pemenuhan makanan bergizi. Stunting masih bisa dicegah dan diatasi, terutama pada seribu hari kehidupan pertama. Salah satu cara mencegah stunting yakni dengan memantau tumbuh kembang anak ketika balita serta dengan pengawasan gizi dan penanganan kasus.
Pada program "Lahap Makan, Balita Kuat, Sehat, dan Bergizi", dilakukan penggalian masalah terhadap pemenuhan gizi balita serta dilakukan pelatihan terkait pemenuhan gizi balita berdasarkan masalah yang ditemukan menggunakan penerapan aturan makan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Dalam pelaksanaan program tersebut, Tim KKN-PPM UGM bekerjasama dengan Puskesmas Kraton serta Posyandu Balita RW 18. Kerjasama dengan Puskesmas Kraton dilakukan melalui Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang menyasar balita dengan permasalahan pertumbuhan dan status gizi.
Nutrisionis Pelaksana dari Penanggung Jawab Program PMT, Linda Mustika P., A. Md.Gz, S. Tr. Gz, saat sedang melakukan evaluasi status gizi balita di Puskesmas Kraton, sekitar pukul 09.00 (4/5/2024), menjelaskan bahwa Program PMT untuk Balita berjalan selama 56 hari, mulai akhir bulan April hingga pertengahan Juni, melakukan intervensi berupa PMT setiap hari dari rumah ke rumah, dan melakukan evaluasi status gizi balita setiap 2 minggu.
“Kami sangat senang dan berterima kasih atas kolaborasi dan dukungan dari Tim KKN UGM. Harapannya, kerjasama ini dapat meningkatkan, melengkapi, dan memperluas manfaat dari program PMT ini terutama dalam mencegah dan menurunkan angka stunting” kata Penanggung Jawab Program PMT, Linda Mustika, Sabtu (4/5/2024).
Adapun kerjasama dengan Posyandu Balita RW 18 terjalin sebanyak dua kali, bertepatan dengan diselenggarakannya kegiatan penimbangan status gizi dan tumbuh kembang balita, yakni pada tanggal 21 April dan 14 Mei 2024 di Balai RW 18 Mangunnegaran. Selain membantu pelaksanaan kegiatan posyandu, tim KKN UGM melakukan penggalian masalah pemenuhan gizi balita pada 21 April 2024 serta melakukan pelatihan pemenuhan gizi balita berdasarkan masalah yang didapat pada tanggal 14 Mei 2024. Warga RW 18 yang mengikuti kegiatan ini tampak antusias dan kooperatif ketika diwawancara terkait permasalahan makan pada balita yang dimiliki serta menyimak dengan baik ketika diberikan pelatihan.
“Hal penting yang harus diterapkan untuk mengatasi anak yang suka pilih-pilih makanan dan makannya sedikit adalah membentuk suasana makan yang menyenangkan, tetapi disertai ketegasan orang tua dalam menerapkan aturan makan, dimana anak perlu dilatih untuk tidak mendapat distraksi ketika makan serta tidak menawarkan makan diluar jadwalnya. Memang, di awal-awal penerapan aturan makan pasti akan rewel anaknya, tetapi dalam jangka panjang aturan ini akan membentuk kebiasaan makan yang baik sehingga permasalahan makan dapat diatasi, anak akan lahap makan, kuat, sehat, dan bergizi. Tentunya ibu-ibu disini pada seneng kan kalau anaknya makan banyak dan bergizi, iya atau iya Bu?” ujar Rezky Ilham, Mahasiswa KKN-PPM UGM Klaster Medika.
Setelah pelatihan usai dilakukan, untuk memastikan terdapatnya keberlanjutan informasi dan penerapan materi yang disampaikan, pihak KKN-PPM UGM menempelkan poster yang berisikan intisari materi yang disampaikan pada lokasi strategis yakni Balai RW 18 serta di dekat Ruang Gizi Puskesmas. Harapannya, ibu-ibu yang mendapatkan pelatihan dapat mengingat kembali materi pemenuhan gizi balita yang disampaikan serta menyampaikan kepada orang lain sehingga dapat memperluas cakupan dan manfaat dari program ini. Kader kesehatan yang juga mengikuti pelatihan diharapkan juga terus menyampaikan materi pemenuhan gizi balita kepada ibu-ibu yang menghadiri posyandu balita.