Foto: Roni Firmansyah
Sejarah RSUD Kebumen
Dulunya RSUD Kebumen bernama ‘Zending Hospital Panjurung’ yang didirikan pada tahun 1916 dengan dikelola oleh Yayasan Kristen di bawah naungan pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1942, Belanda mengaku menyerah kepada Jepang sehingga status kepemilikannya berubah menjadi milik pemerintah pendudukan Jepang hingga tahun 1945. Baru kemudian di tahun 1950, Pemerintah Jepang menyerahkan pengelolaannya kepada Indonesia.
Setelah dikelola oleh Indonesia, RSUD Kebumen yang berada di Bojong kelurahan Panjer ini, dikelola pada tahun 1950 hingga 2014, sebelum pada akhirnya dipindahkan ke RSUD Soedirman yang beralamatkan di Jalan Lingkar Selatan Kebumen yang berfungsi pada Februari 2014 hingga kini. Meskipun tersirat kabar, bahwa pada prosesnya, dipindahkannya RSUD ini terkesan terburu-buru dan dipaksakan, karena terbukti dengan banyaknya kekurangan yang ada dimana-mana. Sehingga proses pemindahannya dilakukan secara bertahap.
RSUD Lama Dirubuhkan
Pada Januari 2016, RSUD Kebumen dirubuhkan setelah selama kurun waktu kurang dari setahun tempat ini dinonaktifkan menyusul kepindahannya yang dialihkan ke RSUD Soedirman. Dipindahkannya pelayanan RSUD ini berlangsung pada 15 Januari 2014 dan RSUD Kebumen benar-benar dikosongkan pada Maret 2014. Tak berpenghuni, menjadikan RSUD Kebumen ini tak terurus dan terabaikan, terbukti dengan adanya tembok yang dicorat-coret, kotor, beberapa perkakas bangunan dicuri, dan hal negatif lainnya. Dirubuhkannya tempat ini sempat mengalami simpang siur antara akan dijadikannya bangunan rumah tahanan, kantor arsip daerah, atau sekolah tinggi keperawatan.
Dana yang digelontorkan oleh APBD Kebumen sebesar 182 Miliar untuk pembangunan RSUD Soedirman tak membuat kenyamanan dan pelayanan tercukupi. Dengan adanya banyak complain terhadap mutu dan kualitas pada awal mula RSUD ini dipindahkan seperti sumber daya manusia, peralatan kesehatan, dan sarana prasarana, RSUD Soedirman dinilai dibawah mutu standard. Dipindahkannya RSUD yang terlalu dipaksakan dan terburu-buru membuat RSUD Soedirman kerap dihujami komentar yang negatif. Dan pada akhirnya, RSUD ini mulai memperbaiki citra pada proses tahap pembenahan dan pengembangan. Langkah demi langkah, RSUD ini pun mulai ramai dikunjungi pasien untuk rawat jalan ataupun inap.
Sejarah yang Terbuang