Lihat ke Halaman Asli

Rezki Nurfatmi

Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Keindahan Alam Terancam Limbah Makanan yang Menumpuk!

Diperbarui: 3 September 2024   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber :  Shutterstock (Mengurangi Food waste)

Pernahkah anda berpikir bahwa limbah makanan mengibaratkan racun yang perlahan menyusup ke dalam tanah subur yang mengubah potensi melimpah menjadi ancaman yang tersembunyi?

Seperti kata pepatah "Satu biji yang jatuh dapat menumbuhkan hutan", namun kini biji-biji itu adalah limbah yang menumpuk sehingga menjadi ancaman yang serius. Jika kita tidak bertindak, limbah makanan ini akan menyebabkan badai yang dapat memperburuk kondisi lingkungan dan kesehatan.

Limbah makanan telah menjadi isu global yang memerlukan perhatian serius. Hal ini memiliki dampak buruk bagi lingkungan, limbah makanan juga dapat menimbulkan kerugian ekonomi. Nilai ekonomi yang hilang akibat limbah makanan di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 231 triliun hingga Rp 551 triliun per tahun. Angka ini setara dengan kebutuhan pangan yaitu lebih dari 30% populasi Indonesia.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat limbah makanan tertinggi di Asia Tenggara. Menurut laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP) tahun 2021, Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara penyumbang limbah makanan terbesar di dunia dengan total mencapai 20,93 juta ton per tahun. Berdasarkan data sistem pengelolaan sampah (SPS) pada tahun 2023 diketahui nilai rata-rata limbah makanan di indonesia sebanyak 40.55%. Adapun provinsi dengan penyumbang limbah makanan tertinggi adalah kalimantan utara dengan persentase 52.38%

Siapa sangka, di balik keindahan alam Kalimantan Utara yang kaya akan sumber daya alam, terdapat masalah serius yang mengancam keberlangsungan lingkungannya. Provinsi yang dikenal dengan hutan hujan tropisnya yang luas ini, ternyata menjadi penyumbang sampah makanan terbesar di Indonesia pada tahun 2023!

Fakta mengejutkan ini tentu saja menggugah pertanyaan besar: Mengapa sebuah provinsi yang kaya akan potensi alam dan sumber daya yang begitu melimpah justru terjebak dalam permasalahan limbah makanan?

Penyebab Tingginya Sampah Makanan di Kalimantan Utara

1. Perilaku Konsumsi Berlebihan

Salah satu faktor utama yang menyebabkan tingginya limbah makanan di Kalimantan Utara adalah perilaku konsumsi yang berlebihan. Banyak penduduk yang terbiasa membeli makanan dalam porsi besar, baik saat berbelanja sehari-hari maupun ketika mengadakan acara. Sehingga mengakibatkan sisa makanan yang terbuang sia-sia. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Bappenas, sekitar 60% warga mengaku sering membuang makanan yang tidak terpakai

2. Kurangnya Edukasi dan Kesadaran

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline