Lihat ke Halaman Asli

Tentang Mereka yang Tidak Berjiwa Seni

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"Siapa yang berani bernyanyi akan dikebiri, siapa yang berani menari akan dieksekusi. karena mereka beda misi mereka paling suci. Lalu mereka bilang..bilang kami JALANG"

Itu adalah ungkapan bagi mereka yang tak berjiwa seni. ini adalah post pertama gue. yang belum tau siapa gue, bisa lihat username atau bio gue sendiri..hehehe.

selanjutnya gue mau bahas tentang orang-orang yang tidak suka akan seni.  mereka hanya men-judge orang yang berkreasi dengan bermusik,menari, melukis hanya diam ditempat atau dengan kata lain tidak maju.

Banyak anak-anak yang langkahnya terhenti karena orang tuanya yang tidak mengizinkan anaknya untuk melakukan kegiatan diluar pembelajaran formal. Pada dasarnya dominan dari setiap orang tua ingin anaknya mengeyam pendidikan yang pada jalurnya,gue setuju akan hal itu. tapi tidak sedikit orang tua yang melarang anaknya mengikuti kegiatan dari pembelajaran formal,mereka mengekang agar anaknya turuti perintahnya sesuai yang ia mau. Setiap orang yang lahir di muka bumi ini bebas menentukan pilihan yaitu pilihan hatinya sendiri, seharusnya orang tua bisa lebih mengerti akan kemauan anaknya mau kemana ia kelak,dan juga men-supportnya, bukan mengekang mengikuti perintahnya. Banyak sekali diluar sana anak-anak yang memiliki bakat seni terpendam. tidak terpungkiri jika bakat jiwa seninya diasah akan menjadikannya orang yang berharga di negeri sendiri bahkan luar negeri .

Gue sangat berharap buat kedepannya tidak ada lagi orang-orang yang berpikiran sempit tentang seni,dan orang tua akan lebih mengerti perasaan dan men-support anaknya berjuang meraih masa depan bebas sesuai kemauan hatinya.

Menurut gue Seni itu LUAS, indah,  memiliki arti lebih, pandangan yang tidak pada satu arah,melainkan berpikir selangkah lebih maju.

"Tidak takut kami melihat kanvas kosong, karena yang kami lihat di dalamnya terpapar imajenasi kami. Tidak ada pikiran kosong di benak kami.melainkan kami tuliskan dan menjadikannya sebuah syair. Kami bergerak sesuai irama,karena itulah suasana hati kami sekarang"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline