Lihat ke Halaman Asli

Rezha Pahlevi

Situbondo East Java

Manfaat Abu Vulkanik bagi Penduduk Sekitar Lereng Gunung Bromo

Diperbarui: 8 Juni 2021   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Letusan Gunung Bromo. sumber: kabarin.co.id

Letak dan Lokasi Gunung Bromo

     Posisi Lokasi Dan Letak Gunung Bromo tepat berada di antara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 806 LS dan 12055 BT. Namun dengan Letak Gunung Bromo ini oleh pemerintah dijadikan sebagai perbatasan 4 wilayah kabupaten di Jawa Timur.

    Gunung bromo menjadi salah satu Wisata Jawa Timur yang paling menjadi sorotan ketika musim liburan long weekend karena gunung ini sangat memiliki keistimewaan yaitu salah satunya gunung berapi aktif yang menjadi tempat wisata dan memiliki pesona keindahan sunrise terbaik dan lautan pasir yang luas membentang di sekitar gunung bromo seluas 10 km persegi. Bisa dibayangkan betapa indahnya pesona keindahan gunung bromo. Dan untuk menikmati seluruh keindahan yang anda di bromo kalian tidak perlu mendaki dan camping seperti gunung -- gunung lainnya, cukup hanya sewa jeep bromo anda sudah bisa dengan mudah berkeliling di kawasan bromo.

     Gunung berapi ini adalah salah satu gunung yang terpopuler di Jawa Timur selain kawah gunung ijen dan gunung semeru. Bahkan Bromo adalah wisata alam pegunungan yang paling banyak di kunjungi wisatawan lokal dan asing sebagai tujuan liburan pribadi dan keluarga di Malang, Jawa Timur. Hal ini bisa di ketahui oleh program pemerintah yang gencar mempromosikan lokasi gunung bromo sebagai destinasi terbaik hingga hingga ke manca negara. Tidak mengherankan mengapa gunung bromo begitu difavoritkan oleh semua kalangan karena pesona dan tekstur dari gunung bromo adalah salah satu wisata alam gunung yang sangat langka dan memang tidak ada yang menyerupai dengan gunung gunung manapun di dunia ini.

  • Sejarah Letusan

     Berdasarkan catatan sejarah, letusan atau peningkatan kegiatan vulkanik Gunungapi Bromo mulai tercatat sejak tahun 1804, erupsinya dapat berlangsung pendek yaitu beberapa hari saja (contoh : 12 - 14 Juni 1860) tetapi dapat pula berlangsung satu bulan atau lebih secara terus menerus. Daur erupsi Gunungapi Bromo tidak menentu yaitu masa istirahat terpendek kurang dari satu tahun sedangkan masa istirahat terpanjang 16 tahun. Peningkatan kegiatan/letusan yang tercatat dalam sejarah aktifitas vulkanik Gunungapi Bromo sejak lebih kurang 200 tahun yang lalu.

 Sepanjang sejarah, karakter erupsi bersifat efusif dan eksplosif dari kawah pusat, setiap kali erupsi menyemburkan abu, pasir, lapilli, dan kadang-kadang melontarkan bongkah lava dan bom vulkanik, kecuali pada kegiatan 1980, pada dasar kawah terbentuk sumbat lava.

    Kegiatan Gunung Bromo pada saat ini umumnya berupa hembusan asap putih tipis hingga putih tebal dengan ketinggian sekitar 50 m hingga 100 m dari bibir kawah dengan arah hembusan umumnya berarah Barat dan Baratlaut. Kondisi hembusan asap Gunung Bromo biasanya meningkat ketika terjadi curah hujan yang tinggi. Hal ini juga berhubungan dengan karakteristik letusannya yang berupa letusan freatik yang merupakan hasil kontak antara magma dengan sistem hidrothermal di tempat tersebut.

      Periode erupsi dapat berlangsung pendek yaitu beberapa hari saja (12 - 14 Juni 1860), tetapi dapat pula berlangsung satu bulan atau lebih secara terus menerus. Interval erupsi gunungapi Bromo tidak menentu yaitu masa istirahat terpendek kurang dari satu tahun sedangkan masa istirahat terpanjang 16 tahun.

     Selama 2 dekade terakhir ini Gunung Bromo telah meletus sebanyak 3 kali, yaitu tahun 1995, 2000, dan 2004. Interval letusan berkisar pada 4 - 5 tahun. Letusan terakhir Gunung Bromo ini umumnya berupa letusan abu dengan tinggi berkisar 300 - 3000 m yang berlangsung singkat atau terkadang berlangsung beberapa hari dengan lemparan material bisa mencapai radius 300 - 600 m dari pusat kawah. Letusan Gunung Bromo ini umumnya menyebabkan terjadinya hujan abu di daerah sekitar Gunung Bromo.

  • Manfaat Dibalik Letusan Gunung Bromo

         Dalam waktu jangka pendek, abu vulkanik memberikan dampak buruk bagi kehidupan sekitar, terutama bagi penduduk lereng Gunung Bromo yang biasa kita sebut Suku Tengger. Namun, dalam waktu jangka panjang, abu vulkanik ini memiliki manfaat bagi kehidupan Suku Tengger, khususnya di bidang pertanian. Abu vulkanik memiliki kadar keasaman (Ph) sekitar 4 -- 4,3. Dengan kadar keasamannya, tanah yang terkena abu vulkanik akan memiliki kadar keasaman (Ph) tanah sebesar 5 -- 5,5. Padahal normalnya suatu tanah dikatakan subur jika memiliki tingkat keasaman (Ph) sebesar 6 -- 7.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline