Lihat ke Halaman Asli

Desa atau Kota

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam era modern dan kemajauan di bidak tekhnologi, akademis berkaitan dituntut untuk menjadi sumber daya manusia yang berkompetentsi di bidangnya banyak sudah yang telah melakukan percobaan dan banyak juga hasil positif dari SDM di Indonesia ini sendiri merasakan dampak-dampak dalam perkembangan yang pesat ini. Apa yang akan menjadi topik pembahasan kita kali ini adalah Masalah perkotaan dan kebijakan sosial, tersimpang mendengar kata tersebut saya melihat perspektif dari sebuah kehidupan dimana daerah perkotaan sedang marak dilanda problem-problem internal maupun eksternal yang belum terpecahkan, benarkah bahwa dalam era saat ini perkotaan menjadi wilayah orang-orang kapitalis ? adakah keseimbangan dalam kontek wilayah perkotaan dengan pedesaan, maka ada sebuah pernyataan bahwa orang-orang yang hidup di desa adalah kumpulan populasi petani, peternak, dan kalangan menengah relativ berada disana. Faktor kebingungan yang masih kita rasakan saat ini, pemecahan dengan teori dan praktiknya pun lumpuh dan makin tidak tajam dalam penyelesaiannya. hanya opini tanpa praktik rekayasa terhadap audiens yang duduk manis dan mendengarkan, harus ada sebuah perubahan, kepahaman mendalam, mengambil prosentase sebuah tindakan. tidak jauh hari kita telah mendengar bahwa kurikulum 2013 telah ditiadakan, terdengar berita tersebut maka pertanyaannya timbul. apa lagi ini ? Desa atau kota ? harus tetap ada relasi yang seimbang bahwasaannya kita memiliki tanah Indonesia yang luas, sebagaimana kita cedas untuk ikut andil menjaga dan merawatnya maka tidak akan ada sia-sia kita sedikit mengambil hikmah dan pejaran tentang lingkungan tetap memberi contoh kepada orang lain.

Jokowi = Revolusi Mental = Proses = Keseimbangan = Cerdas = ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline