Lihat ke Halaman Asli

Menunda Penundaan

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

(100motivasi.wordpress.com)

Jangan menunda. Tidak akan ada waktu yang benar-benar tepat. -Napoleon Hill

Banyak orang tidak melakukan hal yang ingin dilakukan, hal-hal yang sebaiknya segera dilakukan. Seringkali kita menunda-nunda dan pada akhirnya akan merugikan diri kita sendiri.

Selalu saja ada alasan untuk menunda; merasa terbebani atau kesulitan, menganggap remeh aktivitas yang seharusnya dikerjakan, atau menunggu waktu yang benar-benar tepat. Bahkan ada juga orang yang menunda demi citra dirinya, biasanya orang yang bersifat perfeksionis.

Misalnya di hari senin kita mengetahui ada tugas yang harus diselesaikan hari jumat. Kalau kita memulai tugas tersebut dengan segera, mulai selasa pagi besok hari lalu ternyata gagal, kita akan merasa bodoh dan tidak kompeten.

Namun, orang yang ingin menjaga citra dirinya secara tidak sadar menunda pekerjaan tersebut hingga hari kamis. Sehingga jika gagal, dia akan menyalahkan waktunya yang kurang dan bukan menganggap dirinya bodoh atau tidak kompeten.

Bisa juga ketika kita tunda suatu kegiatan, ada kegiatan lain yang lebih menarik atau menyenangkan meskipun tidak sepenting pekerjaan yang kita tunda.

Contohnya, banyak pelajar lebih suka bermain videogames daripada mengerjakan tugas rumah atau beberapa wanita karir lebih condong untuk menonton acara gosip daripada menyelesaikan materi presentasinya untuk meeting minggu depan.

Sepertinya ada yang berdebat di dalam kepala kita. Tarik-menarik argumen seakan-akan ada ajakan malaikat dan bisikan setan. Ada dua suara yang saling bertentangan mencoba mempengaruhi otak kita. Dan kenyataannya, memang ada!

Di dalam otak kita, ada bagian hasil evolusi modern yang disebut prefrontal korteks (pfk) dan sistem limbik yang (sl) lebih purba. Pfk memikirkan hal-hal yang kreatif, inovatif, dan memiliki visi serta memahami hal-hal yang lebih penting bagi masa depan kita. Sedangkan sl mempengaruhi sisi emosi manusiawi sehingga menjadi pembujuk yang ulung.

Apalagi di dalam sistem limbik ini ada yang namanya amygdala yang bertugas mengontrol respons otomatis lawan atau lari ketika sedang ketakutan atau marah. Dalam psikologi, istilah pembajakan amygdala berarti saat seseorang menjadi lebih refleks dan tidak bisa berfikir lama-lama. Pfk-nya tidak aktif untuk sementara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline