Lihat ke Halaman Asli

Tiga Strategi Negosiasi yang Paling Efektif

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

(100motivasi.wordpress.com)

Negosiasi yang sukses dan solid/suistainable adalah kesepakatan yang diraih tanpa ada pihak yang merasa dikalahkan. -Reza Wahyu


Negosiasi memang berisi penawaran-penawaran dan kompromi. Kadang ada pihak-pihak yang terkait harus mengalah sampai suatu batas tertentu. Tapi yang terpenting adalah para pihak harus menemukan win-win solution, sehingga kesepakatann didapat tanpa ada pihak yang merasa inferior atau kalah.

Sebagai negosiator, tujuan utama perlu ditetapkan sebelum proses negosiasinya dimulai. Nilai yang ingin ditawar atau yang ditawarkan harus diputuskan di awal diskusi. Tuntutan yang akan diminta dan kompensasi yang siap diberikan harus dipersiapkan dari pertama kali bernegosiasi.

Maka dari itu, pengumpulan data dan informasi dini mutlak dilakukan. Lalu, sang negosiator perlu belajar prinsip-prinsip persuasi yang telah terbukti ilmiah seperti yang pernah saya tuliskan di blog 100motivasi, silahkan baca disini, disini, dan disini.

Taktik negosiasi yang utama adalah mengamankan posisi tawar yang lebih unggul. Dengan kuatnya bargaining power, negosiator akan memiliki jangkauan yang lebih luas dan ruang yang lebih lebar agar lebih leluasa atau fleksibel dalam bernegosiasi.

Berikut adalah strategi untuk dapat menjalankan taktik negosiasi yang utamanya bisa membuat kita memiliki posisi tawar yang lebih tinggi:

1) Memiliki Keunggulan Daya Saing
Dengan bargaining power yang tinggi, negosiator bisa mempengaruhi proses negosiasi ke arah yang diinginkan. Misalnya; jika kita dalam posisi penjual, kita harus memiliki minimal dua pembeli atau lebih. Dalam prinsip persuasi ini disebut prinsip validasi sosial dan prinsip kelangkaan yang membuat produk yang kita jual menjadi berharga tinggi karena tampak laku serta terasa terbatas kesempatannya untuk dimiliki.

Daya saing yang unggul juga bisa didapatkan dari nilai tambah yang tidak dimiliki pesaing, kelebihan posisi atau sumber daya, keterbatasan jangkauan serta batas waktu yang ditetapkan sebelum menerapkan ancaman kehilangan kesempatan untuk lawan. Menciptakan suatu urgensi juga dapat dibuat sebagai aplikasi prinsip kelangkaan.

Selanjutnya, negosiator mesti menggunakan prinsip rasa suka untuk menjalin keakraban dan membangun kepercayaan untuk memperlancar proses negosiasi. Kesepakatan bisa diraih lebih cepat dengan menerapkan prinsip persuasi seperti mencari kesamaan dan menonjolkan kedekatan.

2) Keyakinan Diri yang Kuat
Prinsip persuasi yang digunakan adalah otoritas dimana sang negosiator harus memiliki kepercayaan yang tinggi karena bersikap selayaknya seorang ahli tanpa menunjukkan rasa takut atau mengekspos kelemahan.

Kepakaran yang dipersepsikan dalam proses negosiasi bisa berupa kepemilikan wawasan dan pengetahuan yang lebih banyak daripada lawan. Negosiator perlu mengembangkan juga kemampuannya dalam bidang psikologi, meningkatkan keahlian sosial dan inter-personal, serta mempelajari prinsip-prinsip persuasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline