Tiga tahun setelah debut nya di tim utama Ajax, De Ligt terus menampilkan permainan yang meningkat bersama de Amsterdammers. Puncaknya, pada musim 2018 - 2019, pemain kelahiran Leiderdorp ini dipercaya untuk menjadi kapten tim dan mampu membawa Ajax meraih gelar juara liga Belanda serta mencapai fase semi final liga champions.
Penampilan apik nya serta usia yang masih sangat muda dan potensial, menjadikan De Ligt sebagai properti panas pada bursa transfer awal musim 2019-2020. Walaupun kontrak nya di Ajax baru akan habis pada 2021, Raksasa Eropa seperti Barcelona, Manchester United, hingga PSG dikabarkan tertarik untuk memboyong nya. Menurut catatan transfermarkt De Ligt bernilai di sekitaran 70 Juta Euro, sebuah angka yang sangat fantastis untuk remaja berusia 19 tahun.
Melihat antusiasme bursa transfer, merupakan sebuah kabar baik bagi De Ligt, hal ini dikarenakan dapat membuka peluang bagi diri nya untuk menapaki jenjang karir yang lebih tinggi. Namun, di satu sisi peluang ini juga merupakan suatu pilihan yang dilematis, demikian karena klien dari Mino Raiola ini harus mengambil pilihan yang sangat tepat.
Dari sekian banyak tim, Manchester United menjadi nama yang paling sering dikaitkan dengan pemain bernomor punggung 4 ini. Bobrok nya pertahanan Manchester United, menjadi alasan utama De Ligt santer dikaitkan dengan tim berjuluk The Red Devil. Sepanjang musim kemarin, tercatat hanya Victor Lindelof yang mampu bermain konsisten. Alih-alih Eric Bailly adalah tandem utama nya, pemain asal Pantai Gading ini justru lebih banyak menepi karena cidera. Untuk performa Phil Jones dan Smalling, nampaknya hanya akan menghabiskan paragraf jika harus dibahas pada artikel ini. Oh iya, jangan lupakan Marcos Rojo yang bermain tidak lebih baik daripada Jaap Stam yang sudah pensiun.
Tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer ini memang membutuhkan "commander" di lini belakang, sebuah bakat alami yang ada dalam diri seorang De Ligt. Namun dengan memilih Manchester United, De Ligt harus siap berada dibawah lampu sorot. Apalagi sudah dipastikan banderol De Ligt sangatlah mahal, yang tentu akan menjadi beban tersendiri bagi pemain bertahan bertinggi 189 cm ini. Hal ini pernah dan masih dirasakan oleh Paul Pogba, yang setiap gerak-gerik nya menjadi sorotan publik.
Belum lagi dengan tinggi nya ekspektasi para fans yang haus dengan gelar juara dan kembali nya kejayaan ke Old Trafford. De Ligt harus mampu tampil sempurna, bukan baik, ya...sempurna. Setidak nya pada beberapa pertandingan awal ia tidak diperkenankan melakukan kesalahan. Karena sedikit kesalahan akan sealu menjadi bahan olokan yang membuat nama nya akan berada di headline surat kabar dan social media Inggris khususnya. Untuk usia yang masih belia, tekanan semacam ini dikhawatirkan akan mengganggu perkembangan karir dan performa nya. Perihal ini, mungkin ia harus lebih banyak bertanya dengan rekan nya di Timnas Belanda, Memphis Depay. Digadang-gadang akan menjadi the next number 7, performa nya justru menukik tajam dan terpaksa hengkang ke Olympic Lyon.
Selain itu, Manchester United yang finish di urutan 6 klasemen liga Inggris juga hanya akan bermain di europa league musim depan. Sebuah penurunan karir apabila musim ini De Ligt mampu tampil ciamik di liga champion, namun harus bertanding di "liga malam Jumat" pada musim berikutnya Resiko -- resiko ini lah yang sekiranya harus dipertimbangkan De Ligt apabila hengkang ke Manchester United. Bukan berarti De Ligt tidak cocok untuk bermain di tim sebesar Manchester United, namun dengan mempertimbangkan aspek usia, kondisi tim, serta pilihan yang ada, maka saat ini bukanlah waktu yang tepat.
Sebagai pertimbangan, kemampuan nya memainkan bola di lini belakang, serta keakraban nya dengan total football Ajax, dianggap sebagai faktor utama De Ligt untuk memilih Barcelona yang memiliki filosofi serupa. Bermain bersama Pique yang kaya akan pengalaman, sedikitnya dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan De Ligt. Selain itu, untuk meraih tempat utama di Barcelona agaknya bukanlah hal yang sulit mengingat inkonsistensi yang ditunjukan oleh Umtiti dan Lenglet.
Namun pilihan terbaik adalah tetap bertahan bersama Ajax untuk satu atau dua musim kedepan. Rentang waktu tersebut cukup rasanya bagi De Ligt untuk mendewasakan diri dan meningkatkan kemampuan, sebelum berlabuh di dermaga yang lebih besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H