“Suruhlah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik, dan berdiskusilah dengan merek adengan cara yang paling baik dan ramah”. Surat An Nahl ayat 125.
Itulah perintah dari Allah dalam melakukan dakwah. Tak satupun perintah-Nya mengandung unsur memaksa dengan ancaman dan kekerasan. Tak ada ruginya bagi orang yang memberi nasihat kepada orang lain walaupun nasihat itu tidak dihiraukannya. “.... padahal tidak ada celaan atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman)”, Surat Abasa ayat 7. Diperkuat lagi dengan ayat yang lain : “Tidak ada pertanggungjawaban atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka (orang2 yang membangkang). ....akan tetapi (kewajiban mereka) adalah mengingatkan agar mereka bertakwa”, Surat Al An’aam 69.
Bahkan Allah mengingatkan kepada Rasulullah SAW : “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat meberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah yang memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya ........ dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk...”, Surat Al Qashash ayat 56.
Dengan cara seperti itulah RAsulullah SAW melakukan syiar islam dengan cara yang sangat santun sehingga wajar bila Mahatma Gandhi - salah satu tokoh non-muslim yang sangat berpengaruh - memberikan testimoni yang dipublikasikan dalam “Young Indian” pada tahun 1924 yang ringkasannya adalah : “....Islam berkembang bukan karena pedang, tetapi karena akhlak Muhammad...”. Bahkan terhadap para tawanan perang, tidak pernah sekalipun Rasulullah SAW memaksakan musuh untuk masuk Islam.
Oleh karenanya setiap muslim memang sangat memerlukan seorang suri tauladan yang terbaik, yaitu yang langsung direkomendasikan oleh Allah SWT, dia adalah Muhammad SAW. Bayangkan bila kita tidak mengikuti beliau sebagai suri tauladan, maka sangat mungkin kita akan keliru dalam memaknai kehendak Allah. Contoh : 1) Tidak menyebarkan kebenaran kecuali untuk golongannya sendiri (ekslusif), padahal kebenaran dalam Al Quran adalah untuk disebarkan kepada seisi dunia (rahmatan lil alamin). 2) Menghakimi sesat kepada sesama muslim yang berbeda dalam memaknai Al Quran. 3) Orang yang hanya mau belajar agama Islam dari orang yang dianggap memiliki “keturunan historis” dari Rasulullah SAW. 4) Berdoa kepada Allah melalui para wali, padahal mereka sudah meninggal dunia.
Maka “kendaraan” untuk menyebarkan ajaran Islam yang paling efektif adalah bukan dengan paksaan, ancaman, dan kekerasan, tetapi dengan akhlak mulia. Kekerasan tidak efektif untuk membangunkan kesadaran, tapi sangat efektif untuk melahirkan kekerasan baru. Mengapa ? Ya karena setiap manusia mempunyai naluru untuk membela diri bila diserang. Kekerasan dirasakan sebagai penyerangan, sedangkan akhlak mulia dirasakan sebagai persahabatan.
#mutiaradariquran #renungankalbu #sentuhankalbu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H