Sebagai kota yang dikepung oleh hamparan gurun, Phoenix di Arizona terkenal atas panasnya yang memanggang. Suhu diatas 30°C adalah hal biasa dan bisa mencapai angka 50 di kondisi terburuknya. Sekarang tak hanya cuaca yang lagi panas, tapi performa keren Phoenix Suns belakangan yang juga panas.
Musim lalu NBA dikejutkan oleh langkah jauh dari Phoenix Suns yang ternyata mampu mencapai final meski akhirnya kalah oleh Milwaulkee Bucks. Awalnya final yang digadang-gadang khalayak adalah LA Lakers sebagai juara bertahan bakal ditantang oleh Brooklyn Nets yang datang dengan status superteam. Nets yang mengumpulkan Durant, Irving, dan Harden di tim yang sama ternyata gagal di final wilayah timur, Lakers malah first round exit.
Datangnya long life journeyman Chris Paul terbukti dapat membuat perbedaan signifikan. CP3 yang sebelumnya menggawangi skuad darah muda di Oklahoma mampu mengulangi rolenya di Phoenix.
Mencatatkan rekor 51-21 dan menempati pos kedua di wilayah barat, masuk play-off setelah 10 musim dilanda kebobrokan. Kuartet CP3, Booker, Bridges, dan Ayton mencatatkan rataan poin per gim diatas 30.
Tetapi sayangnya perjalanan overachiever Suns gagal berbuah cincin. Setelah unggul 2-0 justru Suns kalah di sisa seri best of seven, Bucks pun menang 4-2. Giannis Antetokounmpo menemukan momentumnya untuk mengubur mimpi Suns dan CP3 mendapat cincin pertamanya.
Menyongsong musim 2021/22 sebenarnya masih banyak yang sanksi menempatkan Suns di level penantang cincin no 1. Banyak yang beranggapan capaian musim lalu memang overachiever yang sepertinya tak akan datang lagi musim ini atau dalam idiom lain, one season wonder.
Berdasarkan prediksi berbagai bandar judi, Suns ‘hanya’ ditempatkan di tangga kelima. Nama Lakers dan Nets lagi-lagi difavoritkan akan saling gempur di final 2022. Namun sepertinya para bandar harus cepat-cepat merevisi prediksinya setelah Suns menunjukkan laju luar biasa awal musim ini.
Kembali mengikat CP3 untuk membela Suns musim ini terbukti bukan langkah keliru manajemen Suns. Mengawali musim dengan rekor 1-3 justru Suns menemukan ritmenya dan menyabet 16 kemenangan beruntun dan Nets adalah korban terbarunya, dihantam 113-107 di Brooklyn sendiri. Lakers? ketika rekor masih 1-3 satu-satunya kemenangan mereka adalah melawan Lakers di gim kedua.
Ledakan dari Suns musim ini seolah menjawab anggapan mereka sebagai one season wonder dan masuk final musim lalu hanya kebetulan. Sekarang Suns menempel ketat Golden State Warriors di posisi kedua wilayah barat dengan rekor 17-3. Sempat seret di awal start, Booker manjadi mesin poin Suns dengan rataan 23,9 poin per laga dan CP3 memimpin assist per game liga dengan 10,1 APG.
Dalam 15 game terakhir Suns menempatkan diri sebagai tim dengan offense rating peringkat 5 (113,4) dan no 2 untuk defense rating (101,9). Hanya Warrior (no 1 overall) yang punya rating lebih baik daripada mereka, Lakers dan Nets masih tercecer di bawah Suns. Tak heran catatan 16 winning streak adalah hasil dari spektakulernya mereka sejauh ini.