Lihat ke Halaman Asli

Bloor

TERVERIFIKASI

Masih dalam tahap mencoba menulis

Indonesia Masters 2021: Tersingkir, Praveen/Melati Seolah Kehilangan Kelasnya

Diperbarui: 17 November 2021   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Praveen/Melati di ajang Olimpiade Tokyo 2020 (dok: AFP Photos)

Pemirsa satu Indonesia agaknya muntab dengan hasil partai pertama wakil Indonesia Masters siang ini. Bagaimana bisa tidak, unggulan kedua dan garda terdepan tuan rumah di nomor ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva kalah di babak pertama dengan dua set langsung melawan pasangan non unggulan.

Entah prahara apa yang membuat Praveen/Melati seolah-olah bermain tunggal tapi kebetulan di lapangan yang sama. Jikalau diibaratkan adalah orang yang sama-sama sholat di satu masjid tapi tidak berjamaah. Tak ada keterpaduan dan hanya menemui error dan kekalahan.

Setelah hasil mengecewakan di olimpiade dan tour eropa, seharusnya dan sewajarnya para penikmat bulu tangkis tanah air ingin mereka melajau sampai juara di negara sendiri. Namun apa dinanya mereka seperti kehilangan sentuhan berkelas yang seharusnya ditunjukkan oleh juara All-England.

Dalam pertandingan mereka gagal membongkar pertahanan pasangan Sikki Reddy/Druv Kapila asal India. Malah pertahanan sendiri yang keropos. Set pertama diakhiri dengan marjin 10 poin 11-21 menunjukkan tak adanya perlawanan berarti dari Praveen/Melati. Semenjak kedudukan 5-6 praktis mudah saja bagi Reddy/Kapila meraup poin.

Diharapkan membalikkan keadaan di set kedua, Praveen/Melati tancap gas dan memimpin interval 11-5. Diatas angin justru tak membuat set kedua aman. Permainan ulet dan tangkas pasangan India memaksa kedudukan disamakan menjadi 19-19 dan merebut match point. Meski sempat mengusahakan deuce, kemenangan tetap di tangan Reddy/Kapila.

Pertandingan yang hanya berlangsung 30 menit itu tentu saja komunikasi antar Praveen dan Melati jadi sorotan. Sebenarnya suatu yang sudah menjadi cibiran di sudut-sudut fans bulu tangkis, tak adanya saling tos antar kedua. Jangankan saling berbicara memastikan taktik sebelum service, saling tos saja tidak terjadi sejak rangkaian turnamen eropa kemarin.

Banyak spekulasi liar berseliwerann mengenai renggangnya hubungan antar keduanya. Meski sudah dibantah oleh kedua dan mengatakan tak ada masalah komunikasi, hasil di lapangan malah berbicara lain. Seperti yang sudah disinggung di awal, mereka seolah tak bermain sebagai kesatuan layaknya pasangan ganda.

Tak bisa dipungkiri klopnya komunikasi dalam bermain di sektor ganda adalah kunci kemenangan. Kita melihat bagaimana padunya komunikasi antar Hendra dan Ahsan pernah mengantar mereka juara All-England 2019 ketika satu kaki Hendra cedera di semifinal. Kita juga pernah disuguhkan pasangan emas ganda campuran Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir yang tak pernah ditempa isu keretakan.

Selepas pensiunnya Butet yang tak lama kemudian diikuti Owi. Praktis estafet kejayaan ganda campuran harusnya dipanggul oleh Praveen/Melati sebagai pasangan dengan rangking BWF tertinggi. Tapi melihat anjloknya prestasi dan permainan mereka belakangan ini sudah barang tentu posisi mereka dipertanyakan oleh khalayak ramai.

Masih ada satu gelaran Indonesia Badminton Festival lagi, Indonesia Open S1000 yang menunggu Praveen/Melati. Seharusnya mereka mengejar podium juara selagi mengamankan tempat di putaran World Tour Finals nanti yang juga akan digelar di Bali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline