Laga Euro 2020 antara Denmark dan Finlandia terpaksa dihentikan sementara sebelum babak pertama berakhir. Bintang Denmark, Christian Eriksen tiba-tiba kolaps setelah bola.
Eriksen terlihat sedikit sempoyongan sesaat sebelum menerima umpan dan seketika tersungkur di dekat garis tepi sisi kiri pertahanan Finlandia. Segera wasit Anthony Taylor asal Wythenshawe, Inggris menginstruksikan tenaga medis datang. Beruntung kapten Denmark, Simon Kjaer sigap dengan mencegah lidah lidah Eriksen tertelan demin mengamankan jalur napas. Eriksen berhasil selamat dan dirawat di rumah sakit kota Kopenhagen. Dunia hampir saja kehilangan salah satu talenta terbaiknya.
Meski diklaim kondisinya sudah stabil, banyak pihak yang meragukan Eriksen bakal kembali merumput. Sangat sedikit pemain yang selamat setalah kolaps di lapangan dan selamat adalah suatu keajabian. Dulu khalayak pernah dikejutkan dengan kolapsnya Fabrice Muamba ketika membela Bolton melawan Tottenham di Piala FA 2011, Muamba terkena serangan jantung di penghujung babak kedua. Tak tanggung-tanggung, jantung Muamba sempat berhenti berdetak selama 78 menit. Syukur nyawa Muamba berhasil tertolong meski ia harus merelakan karir sepak bolanya berakhir saat itu juga.
Nasib serupa bahkan belakangan dialami oleh penjaga gawang legendaris Spanyol, Iker Casilas. Kiper bertabur gelar ini kolaps ketika sesi latihan bersama FC Porto dan harus dilarikan ke rumah sakit, beruntung nyawa Saint Iker masih dapat diselamatkan. Namun seperti juga Muamba, karir lapangan Casillas berhenti setalah itu. Meski sudah tak lagi muda, bukan kemustahilan seorang kiper dapat terus bermain di level tertingginya seperti yang dialami Gianliugi Buffon dan Edwin van der Sar yang masih mampu bermain hingga umur kepala empat.
Melihat kedua kasus diatas, bukan tidak mungkin Eriksen bakal gantung sepatu lebih awal. Padahal umurnya masih belum 30 tahun dan musim kemarin baru saja meraih scudetto bersama Inter Milan. Pertolongan di lapangan oleh pihak medis menunjukkan Eriksen sempat mendapat pertolongan 'pijat jantung' CPR (cardio pulmonary resuscitation) sebagai protokol wajib untuk menolong pasien yang mengalami cardiac arrest. Kesigapan inilah yang akhirnya membuat Eriksen kembali siuman sebelum diangkut meninggalkan lapangan.
Masalah jantung memang menjadi momok bagi semua orang. Semakin dini terdeteksi semakin baik untuk menghindari risiko kedepannya. Ada beberapa pemain sepak bola juga yang beruntung terdeteksi mengalami kelainan pada jantugnya dan mengalami operasi. Antonio Cassano dan Angel Correa adalah dua diantaranya. Correa harus menjalani operasi di awal kairnya di Atletico Madrid dan absen selama enam bulan sementara Cassano mendapati jantngnya bermasalah ketika masih membela AC Milan. Kedua beruntung masih dapat bermain setelah operasi.
Meski masih tragis untuk mengetahui kejadian yang terjadi atas Eriksen, mungkin kita masih dapat mensyukuri Eriksen kolpas di lapangan. Masih segar di ingatan khalayak fans sepak bola, terutama penikmat sepak bola Italia. Kapten dan pemain timnas Italia, Davide Astori diumumkan meninggal dalam tidurnya sebab serangan jantung di hotel jelang laga Fiorentina melawan Udinese. Tangis publik Florence pun pecah dan pertandingan ditunda. Eriksen 'beruntung' dia dikelilingi oleh orang-orang yang kompeten di sekelilingnya ketika serangan itu datang.
Kejadian Eriksen kembali mengingatkan kita akan pentingnya pengetahuan pertolongan mula akan kejadian kolaps di lapangan hijau. Banyak nama yang tak seberuntung Eriksen, sebut saja Antonio Puerta, Marc-Vivien Foe, atau nama lokal seperti Eri Irianto dan terbaru Chorul Huda. Agaknya di level lokal, federasi perlu memberi pelatihan awareness kepada para pemain juga agar cepat tanggap menolong rekannya yang kolaps sembari menunggu tanaga medis yang masih berlari.
Semoga kondisi Eriksen bisa pulih dan kejadian serupa semakin jarang kita temui kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H