Lihat ke Halaman Asli

Reza Putra

Mahasiswa

Pentingnya Etika Komunikasi dalam Era Serba Digital

Diperbarui: 14 Mei 2024   01:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Nama : Reza putra ramadhan  

Nim. : 23010400013 

Matkul: filasafat dan etika komunikasi

 Dosen : Dr. Nani nurani Muksin, M.SI.

  PENTINGNYA ETIKA KOMUNIKASI DI ERA SERBA DIGITALPENDAHULUAN Pendahuluan tentang filsafat dan etika komunikasi dapat membuka wawasan terhadap fondasi pemikiran dan prinsip-prinsip yang membentuk praktik komunikasi kita seharihari. Filsafat komunikasi mencakup studi tentang sifat dan makna komunikasi dalam konteks manusia sebagai makhluk sosial. 

Di sisi lain, etika komunikasi membahas tentang bagaimana kita seharusnya berkomunikasi dengan cara yang moral dan bertanggung jawab. 

Dalam pandangan filosofis, komunikasi tidak hanya menjadi alat untuk mentransmisikan informasi, tetapi juga merupakan bagian integral dari keberadaan manusia yang mempengaruhi pemahaman kita tentang realitas dan eksistensi.

Filsafat komunikasi mengeksplorasi konsep-konsep seperti kebenaran, keadilan, dan kebebasan dalam konteks komunikasi. Hal ini melibatkan pertanyaan-pertanyaan fundamental seperti apa itu komunikasi, bagaimana prosesnya terjadi, dan apa artinya dalam membentuk hubungan antarindividu dan antarkelompok. 

Etika komunikasi, di sisi 2lain, mengarahkan perhatian pada cara-cara yang kita gunakan untuk berkomunikasi, termasuk pertimbangan moral dan nilai-nilai yang mendasarinya.Pentingnya filsafat dan etika komunikasi terletak pada kemampuannya untuk membimbing kita dalam memahami konsekuensi dari kata-kata dan tindakan kita dalam interaksi sehari-hari. Dengan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang prinsipprinsip yang mendasari komunikasi, kita dapat menjadi lebih sadar akan dampaknya terhadap individu dan masyarakat secara keseluruhan. Misalnya, melalui perspektif etika komunikasi, kita dapat menilai apakah suatu pesan atau tindakan mempromosikan keadilan, menghormati martabat manusia, atau memperkuat hubungan sosial.Selain itu, filsafat dan etika komunikasi juga memberikan kerangka kerja untuk mengevaluasi media dan teknologi komunikasi yang semakin berkembang pesat. Dengan mempertimbangkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terlibat, kita dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana tentang bagaimana kita menggunakan dan berinteraksi dengan alat-alat komunikasi modern ini.Dalam konteks global yang semakin terhubung, pemahaman tentang filsafat dan etika komunikasi menjadi semakin penting. Berbagai budaya memiliki norma dan nilai yang berbeda dalam berkomunikasi, dan pemahaman tentang perbedaan ini dapat mencegah konflik dan kesalahpahaman lintas budaya. Oleh karena itu, pembelajaran tentang filsafat dan etika komunikasi tidak hanya relevan bagi individu, tetapi juga bagi organisasi dan masyarakat secara keseluruhan.3Dalam pandangan yang lebih luas, filsafat dan etika komunikasi juga dapat membantu kita merenungkan peran komunikasi dalam menciptakan perubahan sosial dan politik. Dengan memahami bagaimana pesan-pesan dapat memengaruhi perilaku dan pandangan dunia, kita dapat menggunakannya sebagai alat untuk mempromosikan nilainilai positif dan memperjuangkan keadilan dalam masyarakat.Dalam kesimpulannya, pemahaman tentang filsafat dan etika komunikasi memainkan peran penting dalam membentuk cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Dengan mendasarkan praktik komunikasi kita pada nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang kuat, kita dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih bermakna, inklusif, dan harmonis bagi semua orang.PEMBAHASANPembahasan tentang filsafat dan etika komunikasi membawa kita ke inti dari pemahaman tentang bagaimana komunikasi berperan dalam membentuk dunia yang kita tinggali. Filsafat komunikasi, sebagai cabang filsafat yang mengkaji sifat dan makna komunikasi, membimbing kita dalam merenungkan esensi dari interaksi manusia yang paling mendasar. Konsep-konsep seperti kebenaran, keadilan, dan kebebasan menjadi pusat perhatian dalam memahami bagaimana komunikasi memengaruhi pemahaman kita tentang realitas dan hubungan sosial.4Di sisi lain, etika komunikasi menyoroti tindakan dan norma-norma moral yang mengatur cara kita berkomunikasi. Ini bukan hanya tentang apa yang kita sampaikan, tetapi juga tentang bagaimana kita menyampaikannya. Pertimbangan akan kejujuran, empati, dan rasa hormat terhadap orang lain menjadi landasan dalam mempraktikkan komunikasi yang etis. Etika komunikasi memandu kita dalam memahami dampak dari kata-kata dan tindakan kita terhadap individu dan masyarakat.Kedua bidang ini saling terkait, karena filsafat komunikasi memberikan kerangka kerja konseptual untuk memahami aspek-aspek etika dalam komunikasi. Dengan mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang sifat komunikasi, kita dapat lebih baik memahami tantangan dan tanggung jawab moral yang terlibat dalam berkomunikasi. Misalnya, bagaimana kita memahami kebenaran dalam konteks komunikasi dapat memengaruhi keputusan etis kita dalam menyampaikan informasi.Selain itu, pembahasan tentang filsafat dan etika komunikasi juga membawa kita ke pertimbangan tentang penggunaan media dan teknologi komunikasi. Bagaimana kita memanfaatkan dan berinteraksi dengan alat-alat ini dapat mencerminkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang kita anut. Pertanyaan etis tentang privasi, keadilan, dan kebenaranmuncul dalam konteks penggunaan media sosial, jurnalisme online, dan teknologi informasi lainnya.Konteks global juga menjadi fokus dalam pembahasan ini, karena komunikasi melintasi batas-batas budaya dan bahasa. Pertimbangan etis dalam komunikasi lintas budaya 5menjadi semakin penting dalam era globalisasi ini. Bagaimana kita memahami dan menghormati perbedaan dalam cara berkomunikasi dapat membantu mencegah konflik dan mempromosikan pemahaman lintas budaya yang lebih baik.Selanjutnya, pembahasan tentang filsafat dan etika komunikasi membuka ruang untuk merenungkan peran komunikasi dalam menciptakan perubahan sosial dan politik. Pesanpesan yang disampaikan melalui komunikasi memiliki kekuatan untuk membentuk opini publik, memobilisasi massa, dan mempengaruhi kebijakan publik. Oleh karena itu, pertimbangan etis menjadi penting dalam penggunaan komunikasi sebagai alat untuk memperjuangkan keadilan dan mengatasi ketidaksetaraan dalam masyarakat.Kesimpulannya, pembahasan tentang filsafat dan etika komunikasi membawa kita ke akar dari bagaimana kita memahami dan berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip moral dan konsepsi filosofis tentang komunikasi, kita dapat menjadi lebih sadar akan dampaknya terhadap diri kita sendiri, orang lain, dan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, penelitian dan refleksi terus-menerus dalam bidang ini menjadi krusial untuk memandu praktik komunikasi kita menuju ke arah yang lebih bermakna, inklusif, dan bertanggung jawab.KESIMPULANDalam kesimpulannya, pemahaman tentang filsafat dan etika komunikasi memberikan fondasi yang kokoh untuk praktik komunikasi yang bertanggung jawab dan berarti. Melalui pembahasan tentang filsafat komunikasi, kita menyadari bahwa komunikasi 6bukanlah sekadar pertukaran kata-kata, tetapi juga sebuah proses yang menggambarkan hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Konsep-konsep seperti kebenaran, keadilan, dan kebebasan menjadi dasar dalam memahami signifikansi dan implikasi komunikasi dalam kehidupan kita sehari-hari. Sementara itu, etika komunikasi menyoroti pentingnya mempraktikkan komunikasi yang jujur, empatik, dan menghormati martabat manusia.Pentingnya filsafat dan etika komunikasi terletak pada kemampuannya untuk membimbing kita dalam memahami dampak dari kata-kata dan tindakan kita terhadap orang lain dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan memperkuat pemahaman kita tentang nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang terkait dengan komunikasi, kita dapat menjadi lebih sadar akan kekuatan dan tanggung jawab yang melekat dalam berkomunikasi. Ini memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana dan mempertimbangkan konsekuensi etis dari interaksi komunikatif kita.Kesimpulannya, filsafat dan etika komunikasi memberikan landasan yang kokoh untuk membentuk hubungan yang sehat, inklusif, dan bermakna dalam masyarakat. Dengan mempraktikkan nilai-nilai seperti kejujuran, empati, dan rasa hormat, kita dapat memperkuat ikatan sosial dan mempromosikan kedamaian dan keadilan dalam interaksi kita sehari-hari. Melalui penggunaan komunikasi sebagai alat untuk memperjuangkan perubahan sosial yang positif dan memperkuat kesadaran akan persamaan dan keberagaman, kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua orang.7Pentingnya terus-menerus merenungkan dan memperdalam pemahaman kita tentang filsafat dan etika komunikasi tidak bisa diabaikan. Dalam era di mana teknologi komunikasi terus berkembang dan dunia semakin terhubung, penting untuk tetap memperhatikan prinsip-prinsip yang mendasari komunikasi kita. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa setiap kata dan tindakan kita mencerminkan nilai-nilai moral dan etika yang kita anut, serta berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang lebih beradab dan berkeadilan.

REFERENSI Abdalwahid Ahmed, A., Mazhar Jafr, M., Ahmed Hama Saeed, M., Omer Ali, A., Faraj Mahmood, B., Naib Muhammad, S., & Azad Abdullah, S. (2022). The Impact of Social Media on the Interaction Between Studentsand Teachers at the University of Halabja. Journal of Philology and Educational Sciences, 1(1), 27-37.Asdiniah, E. N. A., & Lestari, T. (2021). Pengaruh media sosial tiktok terhadap perkembangan prestasi belajar anak Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 1675-1682.Azzaakiyyah, H. K. (2023). The Impact of Social Media Use on Social Interaction in Contemporary Society. (1), 1-9.Badri, M., & Antin, T. (2015). Adopsi Inovasi Media Sosial Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FDK UIN Suska Riau (Studi Kasus Konsentrasi Public Relations). Jurnal Risalah, 26(4), 183-196.8Bafadhal, O. M., & Santoso, A. D. (2020). Memetakan pesan hoaks berita COVID-19 di Indonesia lintas kategori, sumber, dan jenis disinformasi. Bricolage: Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 6(02), 235-249, Perspectives (TACIT), Technology and SocietyFahmi, M. H., Widayati, S., & Setiyaningsih, L. A. (2021, October). Upgrading keterampilan jurnalistik dan literasi media sebagai media exposed potensi desa melalui pengelolaan website. InProsiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat Universitas Ma Chung (Vol. 1, pp. 266-279).Fahmi, M. H., Setiyaningsih, L. A., & Lailiyah, M. (2023). Conveying Message Distortion: a Synchronous and Asynchronous Approach to Effective Aviation Communication Services. Jurnal Nomosleca, 9(1), 139-157.Kurniawan, R., Setiyaningsih, L. A., & Sofyan, I. (2022). Islamic Boarding School Journalism As a Way of Strengthening Literacy Culture. Mediator: Jurnal Komunikasi, 15(1), 41-54.Kosasi, S. (2017). Inovasi Teknologi Media Sosial: Keberhasilan Proses Adopsi Meningkatkan Kelincahan Organisasi. E-Proceedings KNS&I STIKOM Bali, 131-136.Mutiah, T., Albar, I., Fitriyanto, A. R., & Rafiq, A. (2019). Etika Komunikasi dalam menggunakan Media Sosial. Jurnal Global Komunika, 1(1), 14- 24.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline