CILACAP -- INFO_PAS. Dalam rangka mendukung progam Active Case Finding (ACF) kepada 206.330 Tahanan, Narapidana, Anak, Anak Binaan di 374 Lapas dan Rutan pada 33 Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM. Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Besi Nusambangan mengadakan Skrining Penyakit Tuberkulosis (TBC) dengan metode Chest X-Ray, Rabu (9/8).
Kegiatan akan dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 9 sampai 10 Agustus. Hal ini sebagai langkah pencegahan terjadinya penularan kasus TBC, melalui Skrining Gejala dan Rongent Dada kepada seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Besi.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Dirkeswat Ditjenpas Kemenkumham RI No. PAS.06-PK.06.07-710 tentang Skrining TBC dengan Intervensi Rontgen Dada yang bertujuan untuk mengoptimalkan angka penemuan kasus TBC secara aktif dan masif pada kelompok komunal yang berisiko tinggi, rentan terhadap penularan dan penyebaran di dalam komunitas khususnya Lapas, Rutan, dan LPKA.
Antusiasme para Warga Binaan sangat terlihat pada kegiatan skrining masif ini. Mereka berbondong-bondong mengantri dalam mendaftar untuk melakukan pemerikasaan dan rongent pada fasilitas Mobile Rontgen yang telah disediakan.
Dalam pelaksanaanya Lapas Besi bekerjasama dengan Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Tengah, Dinas Kesehatan Kota Cilacap dan Pelaksana Rongent dari PT. Tirta Medical Center.
Skrining TB dengan teknologi Chest X-Ray yang dilaksanakan di Lapas Besi merupakan metode awal untuk diagnosa. Dengan bantuan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap dan Tirta Medical Center, satu per satu Warga Binaan masuk ke dalam unit kendaraan bus yang dilengkapi dengan teknologi sinar X-Ray.
Kepala Lapas Besi, Sulardi, mengatakan apabila ditemukan Warga Binaan dengan hasil rongent yang mengindikasikan adanya infeksi TBC. Maka akan dilakukan pemeriksaan dahak dengan Tes Cepat Molekuler (TCM) dan pengobatan lebih lanjut.
"Langkah cepat dan tanggap akan kami lakukan dalam upaya memutus mata rantai penyebaran penyakit TBC ini. Apabila Warga Binaan ada yang terindikasi maka akan segera ditangani oleh Petugas Medis dengan penanganan yang tepat", tegas Sulardi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H