Lihat ke Halaman Asli

Malas Itu Positif

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seringkali kita berfikir dan menganggap apa yang disebut malas itu sebagai sesuatu yang negatif, sesuatu yang selalu membawa kita menjadi tidak kreatif, juga sesuatu yang membuat kita tidak dapat mencapai apa yang kita tuju. Pernahkah anda berfikir bahwa sifat malas tersebut tidak selamanya negatif, dan dalam sifat malas ini tersimpan sesuatu yang positif, bahkan dapat mengubah zaman?

Coba kita renungkan, jika memang malas itu sesuatu yang mutlak negatif, maka kita tidak akan punya sifat tersebut, kita punya sifat malas karena pasti ada keuntungan yang didapat dari sifat tersebut.

Sebenarnya malas itu netral, tergantung kearah mana malas itu tertuju. Malas, akan bersifat positif ketika kita melihat suatu cara tidak efektif, dan tidak efisien, maka pada saat itulah rasa malas muncul. Tidak cukup hanya sampai disitu saja, malas yang positif ini tentu harus didukung dengan kreatifitas dan inovasi, dengan demikian maka kita akan mampu untuk menciptakan sesuatu yang baru, yang sebelumnya belum pernah ada.

Tanpa malas yang bersifat positif ini, maka tidak akan ada motor, mobil, pesawat, remot, dan semua alat-alat yang membantu aktifitas manusia saat ini. Tanpa malas yang positif ini pula, makakreatifitas akan tumpul, juga tidak berkambangnya inovasi.

Lain halnya dengan malas yang negatif, yang kita pandang sebagai sifat orisinil dari malas tersebut. Sifat inilah yang membuat kita menjadi tidak kreatif, tidak inovatif, tidak cerdas, tidak berwawasan luas, dan semua dampak buruk yang muncul akibat sifat malas yang negatif ini.

Maka dari itu saya mengajak kepada para pembaca sekalian untuk menghindari malas yang bersifat negatif, dan menyertakan malas yang bersifat positif dengan segala kreatifitas dan inovasi.

Dari sifat yang satu ini saya juga berharap agar para pembaca tidak hanya memandang sesuatu dari bagaimana cara orang lain memandang, tetapi memandang sesuatu dengan cara pandang yang kontekstual dan kritis--kritis yang saya maksud bukan berarti menyalahkan segala hal. Sekian yang dapat saya tulis, semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline