Menurut Eman Supriyatna(2020) Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkan pada 30 Januari 2020 bahwa virus corona merupakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian Intenasional. WHO mengungkapkan bahwa Corona atau Covid 19 ditemukan pertama kali di China pada Desember 2019, ketika terjadi kasus pneumonia misterius. Sumber dari penyakit tersebut belum diketahui, namun kasus awalnya terkait dengan pasar hewan di Wuhan. Memasuki 18-29 Desembar 2019 terdapat lima pasien menderita sindrom gangguan akut ( ARDS) kemudian pada 3 Januari 2020 jumlah kasus terus meningkat. Laporan tersebut menunjukan bahwa ada 44 kasus baru telah menyebar ke beberapa negara tetangga termasuk Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Sejak saat itu penyebaran virus corona menyebar ke seluruh dunia temasuk Indonesia. Saat terjadi kasus pertama di Indonesia, masyarakat sudah panik dan menimbulkan berbagai masalah. Seperti banyak masyarakat yang membeli semua kebutuhan pokok, masker medis, serta hand sanitizer di swalayan, hal itu berdampak besar bagi masyarakat lain terutama masyarakat yang kurang mampu. Pandemi ini tidak hanya mengancam kesehatan fisik setiap orang, tetapi juga mengancam kesehatan mental mereka. Anjuran untuk diam di ruamah serta kebijakan sosial distancing menimbulkan jarak secara emosiaonal antara keluarga, rekan kerja, dan teman. Corona telah mengakibatkan stress pada masyarakat maka dari itu World Health Organization(WHO) pada Maret 2020 merilis panduan bagi masyarakat untuk sama-sama menjaga kesehatan mental.
Gangguan kesehatan mental saat pandemic disebabkan oleh berbagai hal seperti ketakutan terhadap wabah, rasa asing selama menjalani karantina,informasi yang kurang jelas atau simpang siur, kecemasan akan kebutuhan sehaari-hari , kesedihan, dan kesepian karena jauh dari keluarga ataupun orang yang dikasihi. Hal tersebut juga berdampak pada orang yang telah memiliki masalah kesehatan mental gangguan kecemasan , namun juga dapat mempengaruhi orang yang sehat fisik dan mental. Kelompok yang rentan mengalami psikologis selama pandemi adalah anak kecil, lansia, dan petugas medis.
Tekanan yang berlangsung selama pandemi ini dapat menyebabkan beberapa gangguan:
- Kesemasan berlebihan akan keselamatan diri sendiri maupun orang terdekat
- Perubahan pola tidur dan pola makan
- Stres karena terus menerus berada di dalam rumah
- Sulit berkonsentrasi
- Memburuknya kesehatan fisik terutama pada penderita pernyakit kronis seperti diabetes, pernyakit jantung maupun kanker.
Cara mengatasi gangguan mental yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental pandemi virus corona:
1. Melakukan aktivitas fisik
Berbagai olahraga ringan yang bsia dilakukan didalam rumah seperti lari kecil atau lompat di tempat. Melakukan aktivitas fisik tubuh dapat memproduksi hormon endorphin yang bisa meredakan stress, rasa kawatir, dan memperbaiki mood.
2. Mengonsumsi makanan bergizi
Makanan yang mengandung protein, lemak sehat, karbohidrat, vitamin, mineral, dan serat. Mengonsumsi nutrisi yang cukup dapat menjaga kesehatan mental baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Menghentikan kebiasaan buruk
Kebiasaan buruk seperti merokok, bergadang, dan mengonsumsi minuman beralkohol harus dihentikan karena mampunyai pengaruh buruk bagi kesehatan. Merokok akan meningkatkan risiko terinfeksi berbagai kuman pernyakit, termasuk virus corona. Ketika kita bergadang akan lebih mudah mengalami kecemasan dan mood yang tidak stabil dikarenakan tubuh kurang istirahat.
4. Membuat rutinitas sesuai hobi