Lihat ke Halaman Asli

Tulisan penuh "Judgmen" = Tulisan "Sampah"

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang sudah terbiasa dalam mengemukakan pendapat dan ide-idenya melalui sebuah perbincangan,rapat,pertemuan dan berdiskusi, namun jarang sekali orang tersebut menuangkannya ke dalam sebuah tulisan. Banyak memang alasan yang dapat kita terima, mulai dari tidak adanya waktu untuk menulis,kesulitan dalam merangkai kata ke dalam sebuah tulisan, sampai kesulitan dalam mencari bahan atau objek untuk di jadikan sebuah goresan penuh kata dan makna.

Padahal jika kita mampu "mencoba" saja terlebih dahulu, kita akan menemukan sebuah kepuasan batin tersendiri manakala kita mampu merangkai sebuah kata demi kata menjadi sebuah pesan secara tersirat di sebuah media tulis, apalagi kita mampu mempublikasikannya kepada orang lain.

Banyak cara dan teori-teori sampai tips-tips untuk membantu kita dalam menulis, mulai dari melihat informasi mengenai tips dan metode menulis disebuah buku panduan, membaca tulisan hasil orang alin yang natinya di jadikan sebagai contoh untuk referensi kita dalam menulis, atau kita belajar langsung dari orang yang sudah mahir dalam menulis.

Namun ketika kita sudah terbiasa menulis, sering kali kita melupakan prinsip-prinsip dari metode dan tips-tips menulis yang pertama kali kita dapatkan sewaktu belajar menulis. Mulai dari pengumpulan data dan fakta yang obyektif, etika dalam berbahasa dan berkomunikasi, manipulasi tulisan {menjiplak/meng"Copas" (Copy-Paste) } tulisan orang lain, sampai membuat sebuah opini tanpa dasar pemikiran yang tak bereferensi.

Banyak tulisan yang memberikan sebuah inspirasi dan di jadikan pemicu semangat kita dalam menulis, tetapi lebih banyak lagi tulisan-tulisan yang hanya menjadi "SAMPAH" karena tidak memiliki landasan pemikiran dan bukti yang nyata dari fakta-fakta dan data yang obyektif, melainkan hanya bersumber dari sebuah opini yang hanya "menghakimi" satu sisi dari objek tulisan itu sendiri atau menjudgmen tanpa kronologi yang jelas.

Tulisan-tulisan ini pada akhirnya hanya memberikan sebuah gambaran fatamorgana yang di jadikan ilusi bagi para penggiat tulisan, sebab isi tulisan tersebut hanya berlandaskan dari sebuah amarah, sakit hati,kekecewaan,dendam,pendoktrinan terhadap dogma,pengalihan issu, sampai penghakiman terhadap individu dan organisasi.

Inilah fenomena yang tidak akan menyehatkan dan menjadi virus mematikan bagi dunia tulisan, dunia yang dibangun dan di rancang berdasarkan kejujuran hati sang penulis, keobyektifan data dan fakta, dan etika dalam berbahasa serta berkomunikasi. Dari tulisan lah kita akan mendapatkan sebuah hasil karya yang mengagumkan dari sisi ilmu dan efektifitas penerapannya dalam kehidupan, dan dari tulisan juga kita mampu menghargai sebuah kejujuran seseorang dalam menyampaikan pandangannya berdasarkan data dan fakta yang dapat di pertanggungjawabkan di kemudian hari.

Namun semua itu tidak akan tercapai dan terwujud, jika kita tidak mau mempelajari tekhnik dan tata cara menulis yang baik dan benar, serta mau mencoba menuangkan goresan kata demi kata yang sengaja kita buat ke dalam media tulis dengan berlandaskan ilmu yang kita peroleh kemudian kita bagikan secara cuma-cuma kepada orang lain.

Pertanyaannya hari ini adalah, "Sudahkah anda menulis,minimal menuangkan kejadian-kejadian sehari-hari dengan membuat 300 kata per hari ke dalam media tulisan..???? atau "masihkah anda membuat tulisan yang hanya memuat sebuah "Judgmen", pada akhirnya tulisan itu menjadi "Sampah" di mata para penulis (tidak dibaca,di pending publishingnya dan di jadikan sebuah perkara hukum )..???

Coba kita kembali melihat tulisan-tulisan yang telah dan akan kita buat, jangan menganggap tulisan kita atau  tulisan orang lain lah yang paling obyektif, tetapi lebih bijak kita bercermin diri dan bersama-sama membangun dunia tulisan yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan etika dalam menulis.

Semoga lewat media tulis seperti kompasiana ini para penulisnya tidak menjadi seorang "Judgmen" sejati dan tulisan-tulisannya tidak menjadi "Sampah" di mata admin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline