Lihat ke Halaman Asli

Kalijodo, dari Ca Bau Kan Sampai Ahok

Diperbarui: 18 Februari 2016   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Tidak ada hubungan secara langsung antara ca bau kan dengan ahok. Ca bau kan dalam bahasa hokkian artinya perempuan, tapi pada era belanda dimaknai wanita penghibur, gundik, pelacur, wanita pribumi simpenan tauke tionghoa, ada yang plesetin sebagai cabo, entahlah apa ada hubungan dengan yang sekarang disebut cabe-cabean, tomat-tomatan atau umbi-umbian. 

Dalam novel yang dibuat remy silado “ca bau kan, hanya sebuah dosa” dan sudah di filmkan,  ada kaitan  ca bau kan dengan kalijodo.   Ca bau kan  digambarkan jadi simpenan tauke tionghoa di kalijodo. Para ca bau kan, atau perempuan pribumi  yang di kalijodo menari  dan bernyanyi dalam bahasa hokkian  dengan kostum merah menyala untuk menarik pengunjung dan dapat saweran. Bicara kalijodo sekarang erat kaitan dengan ahok, the lucky man yang ujug-ujug bisa jadi gubernur  jakarta walau gak ada yang milih.

Sebelum top dengan nama kalijodo, yang letaknya di jalan pejagalan penjaringan jakarta utara,  kawasan ini namanya kali angke, perbatasan jakbar dan jakut. Berubah nama jadi kalijodo menurut babe ridwan saidi karena di tradisi peh cun atau pesta air yang diikuti muda mudi. Pesta air  jadi tontonan menarik masyarakat sekitarnya. Dalam pesta tersebut  muda mudi  bisa dapat jodoh saat  naik perahu di kali angke yang waktu itu airnya bersih atau gak kumuh,   kemudian saling lempar kue terbuat  dari terigu  yang dalamnya isi  kacang ijo (mungkin sebangsa bakpao). Kali angke jadi kawasan cari jodoh, namanyapun top jadi kalijodo. Pesta air berhenti sekitar 1959, karena dilarang.

Kalijodo disebut tempat bisnis esek esek paling tua di republik kita,  plus  perjudian, minuman keras dan lain-lain.  Kalijodo eksis sejak abad 18, asal muasalnya menurut remy silado berawal dari pria tionghoa yang cari gundik karena istrinya gak ada di jakarta. Abad ke 20  pengunjung kalijodo bukan hanya etnis tionghoa, tapi  diantaranya pekerja kasar yang mengais rezeki disekitar pelabuhan sunda kelapa dan para hidung belang  dari tempat lain. Saat ini menurut tv one kalijodo dihuni sekitar 2.000 orang,  jumlah psk antara 500 – 600 orang dan sekitar  60 bangunan cafe.  

Perang klaim kalijodo sekarang mencuat, pemprov jakarta ngeklaim kalijodo adalah tanah negara yang dikuasai perorangan. Penguasa kalijodo ngeklaim mereka punya sertifikat dan bayar pajak tiap tahun. Wacana menertibkan kalijodo jadi jalur hijau, ruang terbuka, dan lain-lain  bukan hal baru. Dulu pernah ditertibkan namun  hidup  lagi.  Penertiban kalijodo semakin mengemuka setelah kecelakaan  fortuner atau karena ada udang  politis dibalik rempeyek dan bakwan, terkait ahok yang mau  naikin rating jadi orang numero uno di jakarta.  

Jelas gak gampang  ngeberesin  kalijodo,  bisa jadi ini sebagai  taruhan ahok  untuk dipilih jakarta jadi orang  number one  dan  ngalahin saingannya si dewa 19 ahmad dhani, pakar hukum yusril ihza mahendra, dan lain-lain yang minat mimpin jakarta.   

Menurut berita ada lima jagoan penjaga wilayah ini, ada  yang disebut tokoh sentral  kalijodo  semacam daeng azis, yang  bernyali gede  dan  saat ini berusaha sekuat tenaga mempertahankan kalijodo. Daeng azis disebut pernah nodong pistol ke kepala pak krishna, waktu itu adalah  kapolsek penjaringan   saat mempimpin penertiban diwilayahnya (kebayang serem kayak di film  mafianya holywood atau gembong narkoba di amerika latin)

Yang pasti ahok tidak sendiri ngeberesin kalijodo,  Dukungan untuk ahok  meluas dan melebar,   mulai  dari mereka yang cinta  mati-matian   kepada ahok seperti di kompasiana ini :)   sampe yang sebel setengah mati kepada ahok seperti bang lulung (yang setuju dengan penertiban tapi dengan syarat bla bla bla) dan FPI  pun dukung ahok.

Atas nama moral dan segala kebaikan, gak ada alasan untuk gak dukung ahok.  Walaupun senor  ahok misalnya  ngeberesin kalijodo bakal  bawa  panser (kayak  mau perang ajah..),   diharapkan ahok tetap mengedepankan  pertimbangan manusiawi, karena mereka tetaplah saudara-saudari kita yang tersesat jalan atau memang  sengaja menyesatkan jalannya sendiri. Para boss di kalijodo yang tega  memanfaatkan  dan mengais rupiah dari keringat  para wanita yang  diantaranya memang ingin hidup enak tapi  gak mau susah payah kerja,  yang  mau dapat  duit secara instant sambil  leha-leha atau sebangsa itu ( semoga dengan ide penertiban  semua pada insyaf termasuk  sang user atau pelanggannya )

Semoga kalijodo  bisa  selesai beres  tanpa darah tertumpah, tanpa korban berarti, aman  dan damai, semoga yang ngeberesin diberi kesabaran dan kekuatan,  Buat saya, diluar ocehan  ahok yang sungguh kadang   bak ember gomber  super meleduk, rada susah  cari kelemahannya. Nah umpamanya...,  umpamanya nih...,  mister ahok sukses bikin kalijodo jadi ruang terbuka yang ijo royo royo, kembali jadi tempat pesta air seperti dulu lagi,  enak dipandang dan asyik buat selfy-an,  tanpa ada  korban berarti, tanpa ada darah tercecer, semua  happy,  win win solution,  ikhlaskah  jakarta, ikhlaskah nyonya, tuan dan nona  bila ahok pimpin jakarta kembali ?   

( dari berbagai sumber )                                                                             

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline