Lihat ke Halaman Asli

China Turunkan Tarif Impor Consumer Goods

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Ada kabar baik bagi eksportir indonesia di sektor consumer goods, pada 25 Mei 2015,Pemerintah China mengumumkanada pemotongan tarifuntukbeberapa produk. Kebijakan tersebut akan diberlakukan per 1 juni 2015 yaitu memotong tarif impor beberapa produk consumer goods seperti garment berbulu, pakaian, sepatu, diapers, dan produk perawatan kulityang rata-rata pengurangannya sampai 50 %. Untuk pakaian dan garment berbulu tarif impor menjadi 7-10 % dari tariff sekarang 14-23%. Untuk sepatu boots dan sepatu olah raga tarifnya akan dipotong sampai 12% dari tarif ini 22-24%, tarif diapers dan kosmetik akan jadi 2% dari tarif sebelumnya 5 %.

Selama ini untuk tarif consumer goods di RRT rata-rata dalam kisaran 9,8 % yang secara umum lebih besar dari mayoritas negara asia, dan untuk produk seperti pakaian dan kosmetik impornya lebih tinggi. Di china besaran tarif impor untuk consumer goods ditentukan berdasar nilai produk dimaksud, semakin mahal produk maka tarif impor yang dikenakan makin tinggi.

Tentu hal ini memberi peluang bagi eksportir  consumer goods diberbagai dunia, tak terkecuali untuk indonesia,  yang diharapkan  dapat  meningkatkan ekspor dan daya saing produk dimaksud ke china walau di sisi lain lain untuk produk kosmetik relatif agak sulit bisa masuk ke china. 

Untuk beberapa produk tertentu, semisal makanan bayi, peralatan rumah tangga, produk digital, konsumen china lebih suka merek asing dibanding merek lokal, di duga ini karena mereka melihat sisi kualitas dari produk impor. Untuk produk makanan, konsumen china ada yang secara khusus membeli di hongkongkarena memperhatian soal keselamatan, misalnya untuk beli susu,ketakutan kasus susu melamin masih dirasakan.

China merupakan negara mitra dagang utama atau nomor satu bagi indonesia. Total perdagangan kedua negara bernilai USD 48,2 juta. Neraca perdangangan dari tahun ke tahun  defisit bagi indonesia. Tahun 2014 defisit yang dialami Indonesia  sekitar  USD 13 milyar. Penurunan tarif impor consumer goods yang apabila diikuti dengan peningkatan ekspor indonesia ke china untuk produk tersebut sedikitnya tentu dapat mengurangi defisit perdagangan indonesia ke china.. Semoga saja.

Dari berbagai sumber




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline