[caption id="attachment_88731" align="aligncenter" width="640" caption="Elbaradei/Admin (nato.int)"][/caption]
Semenjak mesir bergolak, nama Muhamed Elbaradei tiba-tiba seperti bersinar. Kakek dengan satu cucu (maya) ini ada disebut sebagai salah satu calon menggantikan presiden Hosni Mubarak bila beliau turun tahta. Sosok seperti apakah Elbaradei yang datang dari wina khusus untuk berada ditengah jutaan rakyat Mesir yang menginginkan Mubarak turun dari tahtanya?
Elbaradei lahir di kairo 68 tahun lalu, anak pengacara yang disebut pendukung demokrasi di Mesir yang pada zaman Gamal Abdel naser disebut sering bertentangan. Baderai sekolah di Universitas Kairo (1962), kuliah pada pasca sarjana di Jenewa, dan mendapat Ph.d bidang hukum internasional dari Universitas New York . Baderai menikah dengan ibu guru TK, Aida El-Kachef, memiliki dua anak Laila, dan Mostafa. Laila berprofesi pengacara, tinggal di London, menikah dengan Neil Pizey, seorang bankir. Sedangkan Mostafa, tinggal di Kairo, seorang manajer TI.
Baradei mengawali karir sebagai diplomat pada kementerian luar negeri mesir (1964), bertugas di misi tetap mesir di PBB new york dan jenewa. Pada 1974 hingga 1978 menjadi asisten khusus menteri luar negeri. Tahun 1984 ElBaradei menjadi anggota staf senior Sekretariat Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Menjabat sebagai penasihat hukum Agency (1984-1993) dan Asisten Direktur Jenderal untuk Hubungan Eksternal (1993-1997). Pada 1 juli 1997 Baderai menjadi direktur jenderal IAEA, ia terpilih untuk dua periode yaitu tahun 2001 dan 2005 dan berakhir tahun 2009. Pada era baderai inilah isu inspeksi di irak sebelum invasi amerika maret 2003 dan ketegangan karena program nuklir iran,
Yang menarik untuk disimak adalah bahwa selama menjabat sebagai dirjen IAEA Elbaradei membantah alasan AS untuk invasi Irak. Baradei bersama dengan Hans Blix (mantan dirjen IAEA yang digantikannya,) memimpin tim inspektur senjata PBB di Irak. Baradei mengatakan kepada dewan keamanan PBB (2003) bahwa dokumen yang menunjukkan Irak telah memperoleh uranium dari niger tidak otentik dan hal ini sempat membuat Bush berang. Baradei mengatakan tidak benar Saddam Husen memiliki program senjata nuklir. Sedangkan tentang invasi AS ke irak disebut Baradei sebagai "contoh penggunaan kekuatan yang memperburuk masalah".
Yang terjadi kemudian, AS adalah satu-satunya negara yang menentang pengangkatan kembali Elbaradei sebagai dirjen IAEA, china memuji kepemimpinan dan obyektifitas Baradei dan mendukung kembali kepemimpinanya dalam IAEA, di samping negara lainnya seperti Jerman, Perancis, Rusia dan beberapa negara berkembang. Pada 13 juni 2005 baderai diangkat kembali oleh dewan IAEA. Seiring keberadaanya dalam lembaga tersebut, Baradei menerima penghargaan perdamaian nobel tahun 2005 karena usahanya dalam mencegah energi nuklir yang digunakan untuk tujuan-tujuan militer dan untuk memastikan bahwa energi nuklir untuk tujuan yang damai digunakan dalam cara-cara paling aman.". Tahun 2008 baradei menyatakn tidak bersedia lagi dicalonkan sebagai Dirjen IAEA.
Pada pebruari 2010 baderai datang ke Mesir bertemu dengan beberapa pemimpin oposisi di Kairo, setelah pertemuan itu diumumkan adanya pembentukan gerakan non partai baru yang disebut asosiasi nasional untuk perubahan, yang bertujuan adanya reformasi, khususnya pasal 76 konstitusi Mesir yang tidak membolehkan calon presiden yang tidak punya partai politik, pula mensyaratkan bahwa calon presiden harus menjadi kepala parpol resmi minimal satu tahun sebelum dicalonkan sebagai presiden.
27 Januari 2011 elbaradei kembali ke Kairo, dua hari setelah mesir memanas oleh demonstrasi. Elbaradei bergabung dengan jutaan demonstran di Kairo yang ingin menurunkan Mubarak dari tampuk kekuasaannya. Baradei menyatakan siap untuk memimpin pemerintahan transisi apabila dikehendaki. Dalam menanggapi ditunjuknya omar suleiman sebagai wapres yang baru baradei mengatakan bahwa itu adalah pertanda mubarak telah putus asa.
Ada beberapa nama yang disebut sebagai calon yang dapat menggantikan bila Mubarak turun, nampaknya tidak serta merta dapat membuat Elbaradei menjadi pemimpin Mesir, mengingat pasal 76 konstitusi mesir tidak membolehkan hal tersebut, di samping beliau lebih banyak berkiprah di luar negeri ketimbang di Mesir. Sedangkan kelompok Ikhwanul Muslimin tidak menyetujui Elbaradei ditunjuk sebagai wakil oposisi, dan kemungkinan Ikhwanul Muslimin menjagokan Mohammad Badi, pemimpin gerakan oposisi terbesar di Mesir yang selama ini lebih memilih bersikap konservatif, walaupun nyaris tak mungkin karena begitu banyak "kepentingan luar" yang pasti tidak suka dan akan mengobok-obok Mesir dan menghadirkan "boneka mesir" yang baru.
Dari berbagai sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H