Lihat ke Halaman Asli

Reza Ilham

mahasiswa

Pnaumokoniosis Akibat Debu Batu Bara: Penyebab, Dampak, dan Studi Kasus

Diperbarui: 8 Januari 2025   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

By: Reza Ilham Agung Kristanto

Tugas ini bertujuan untuk memenuhi UAS mata kuliah Toksikologi Industri Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.

Pendahuluan

Pneumokoniosis adalah penyakit paru-paru akibat paparan debu mineral, termasuk debu batu bara, dalam jangka waktu yang panjang. Penyakit ini umumnya diderita oleh pekerja di industri pertambangan atau lingkungan kerja yang terpapar debu batu bara secara terus-menerus. Pneumokoniosis akibat debu batu bara sering disebut sebagai "Black Lung Disease" atau penyakit paru hitam, yang disebabkan oleh akumulasi partikel debu batu bara di paru-paru. Penyakit ini merupakan salah satu bentuk dari kelompok penyakit pneumokoniosis, yang juga mencakup asbestosis dan silikosis (Cohen et al., 2016).

Penyebab dan Mekanisme Terjadinya Penyakit

Penyakit ini terjadi ketika partikel debu batu bara yang terhirup menumpuk di alveoli paru-paru. Tubuh tidak dapat sepenuhnya membersihkan partikel ini, sehingga terjadi inflamasi kronis yang merusak jaringan paru-paru. Akibatnya, jaringan paru menjadi keras atau membentuk jaringan parut (fibrosis). Paparan jangka panjang terhadap debu batu bara meningkatkan risiko fibrosis masif progresif (Progressive Massive Fibrosis/PMF), yaitu bentuk parah dari pneumokoniosis yang menyebabkan kerusakan luas pada paru-paru dan mengurangi fungsi respirasi (Cohen et al., 2016). Faktor risiko utama meliputi durasi paparan yang panjang, konsentrasi debu yang tinggi, dan kurangnya proteksi yang memadai.

Dampak Kesehatan

Pneumokoniosis akibat debu batu bara menyebabkan berbagai gejala dan dampak kesehatan serius. Pada tahap awal, pasien mengalami sesak napas setelah aktivitas fisik berat, yang lama-kelamaan memburuk meskipun dalam kondisi istirahat. Gejala lainnya meliputi batuk kronis, sering kali tidak berdahak atau hanya sedikit lendir, serta kerusakan paru-paru permanen akibat fibrosis. Pada kasus yang parah, komplikasi seperti hipertensi pulmonal dan gagal jantung sisi kanan (cor pulmonale) dapat muncul (Putri & Syafrudin, 2021).

Studi Kasus

Pneumokoniosis pada Pekerja Tambang Batu Bara di Kalimantan, Indonesia


Seorang pekerja tambang batu bara di Kalimantan Timur, pria berusia 52 tahun, mengeluhkan sesak napas yang semakin memburuk selama dua tahun terakhir. Ia telah bekerja di tambang batu bara selama 25 tahun, dengan rata-rata paparan debu batu bara tinggi tanpa menggunakan masker pelindung secara konsisten (Putri & Syafrudin, 2021).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline