Lihat ke Halaman Asli

Misteri Dibalik Indahnya Gunung Cikuray

Diperbarui: 4 April 2017   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14190446082129384934

Sedikit cerita pengalaman saya (penulis) saat mendaki Gunung Cikuray yang berada di Garut, Jawa Barat.

Hobi mendaki menjadi tren anak muda akhir-akhir ini karena virus yang disebar oleh Film 5 cm yang diperankan oleh Herjunot Ali dan Pevita Pearce ini dengan gagah mendaki gunung tertinggi di pulau Jawa yaitu Gunung Semeru dengan puncaknya yang terkenal bernama Mahameru. Membuat saya dan beberapa teman saya mencoba mendaki beberapa gunung di daerah Jawa Barat salah satunya adalah Gunung Cikuray.

Seperti biasa, jauh sebelum saya menaiki gunung saya akan browsing mengenai gunung tersebut sebagai bahan persiapan kami mempersiapkan peralatan apa saja yang harus dibawa. Sampai pada sebuah tautan ketika saya mencari informasi tentang Gunung Cikuray mengenai cerita seorang wanita yang hilang ketika sedang mengikuti pendakian di Gunung Cikuray tersebut dan sampai saat ini belum ditemukan jasadnya. Reny seorang gadis remaja yang melakukan pendakian dengan 12 temannya hilang saat tertinggal dengan rombongannya. Cerita tersebut membuat saya sedikit khawatir dengan pendakian yang akan saya lakukan nanti, tetapi dengan do'a dan semangat saya tetap bertekad untuk mendaki gunung tersebut.

Tepat pada tanggal 10 Mei 2013, 7 hari setelah hari ulang tahun saya yang ke-25. Saya bersama teman-teman yang sudah lama merencanakan untuk pergi bersama menuju Gunung Cikuray akhirnya berangkat bersama dari Bogor. Bersama dengan 13 teman lainnya kami berangkat menuju garut, dan gara-gara supir "edan" kami harus memulai pendakian mulai dari kawasan kebun teh dan itu masih sangat jauh untuk menuju stasiun pemancar yang seharusnya menjadi titik Start kami untuk mendaki Gunung Cikuray.

[caption id="attachment_342226" align="aligncenter" width="300" caption="Tim pendakian Gunung Cikuray"][/caption]

Saat kami semua memulai pendakian, saya mendapati seorang bapak-bapak berusia sekitar 35-40 tahun yang kondisi fisiknya langsung drop dan harus turun kembali menuju stasiun pemancar untuk beristirahat. Saya bersama teman-teman yang lain pun langsung melanjutkan perjalanan menuju puncak. Saat pendakian tim kami terpisah menjadi 3 kelompok, tim 1 adalah tim dengan kecepatan tinggi, tim 2 adalah tim dengan kecepatan sedang, dan tim 3 adalah tim yang didominasi dengan wanita.

Jarak antara tim 2 dan 3 sebetulnya tidak terlalu jauh karena terkadang tim 2 masih bisa melihat tim 3 dibelakangnya ataupun sebaliknya tim 3 yang bisa melihat tim 2 yang hanya terhalang pepohonan. Dan selain kelompok kami ada juga beberapa pendaki lain yang melakukan pendakian bersamaan dengan kelompok kami. Dan kondisi fisik saya pun mulai kedodoran meladeni kecepatan daki tim 2 dan saya pun mengurangi kecepatan saya perlahan dan bisa bergabung dengan tim 3.

Siapa sangka ditengah saya memisahkan diri dengan tim 2 untuk bergabung dengan tim 3, saya berada ditengah hutan sendiri dan kabut tebal pun mulai menyelimuti tempat saya berada. Teringat dengan cerita Reny (Wanita yang hilang) saya pun menghentikan langkah saya dan sejenak berdo'a, berdzikir dan bersholawat agar diberikan keselamatan dalam pendakian ini. Kenapa langkah ini saya ambil, karena jika kita memaksakan melangkah ketika kabut sedang tebal dan menutupi pandangan kita (walaupun kita menggunakan penerangan headlamp/senter) tetap saja daya pandang kita mungkin tetap akan samar, dan menghindari kita terjerumus dalam jurang yang tidak terlihat. Dan yang paling saya hindari adalah kontak dengan alam lain, karena percaya tidak percaya bahwa alam kita dengan alam lain itu berdampingan dan mungkin saja jika saya tetap melanjutkan perjalanan saya mungkin saya akan hilang terbawa kabut (menuju alam lain). Wallahu'alam.

Setelah saya berdo'a, berdzikir dan bersholawat berangsur-angsur kabut pun mulai hilang dan ternyata bukan tim 3 yang ada dibelakang saya tetapi 2 orang pendaki dari Jakarta yang saya jumpai dan jarak saya dengan tim 3 pun cukup jauh. Sampai pada akhirnya saya bertemu dengan tim 3 dan saya melanjutkan pendakian sampai 100 meter dibawah puncak gunung dan kami mendirikan tenda disana.

Dibalik misteri Gunung Cikuray diatas, ternyata pesona pemandangan puncak gunung cukup menakjubkan. Siapa disangka saya bisa melihat sunrise yang indah disana.

[caption id="attachment_342225" align="aligncenter" width="300" caption="Sunrise di puncak Gunung Cikuray"]

14190441901542029628

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline