Lihat ke Halaman Asli

'Tindakan Nyata' Ormas Bukan Sekedar Ocehan

Diperbarui: 7 Januari 2017   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: batampos.co.id

Semalam berselang dari peristiwa pengeroyokan kader PDIP oleh FPI di Grogol, tepatnya di Petamburan. Peristiwa penganiayaan tersebut telah dilaporkan kepada polisi. Saat ini korban masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Royal Taruma. Perawatan intensif pun harus dilakukan akibat derita yang dialami korban. Berdasarkan penuturan Kapolsek Tanjung Duren, Komisaris Polisi Zaky, penganiayaan dilakukan oleh sepuluh orang. Coba banyangkan saja bagaimana rasanya dipukuli sepuluh orang dan dampak apa yang terjadi pada tubuh.

Peristiwa itu terjadi saat cawagub Djarot blusukandi sana. "Ini kan sudah dilaporkan ke polisi. Kita minta diusut," ujar Djarot.

"Apapun kita negara hukum. Jika FPI brutal, kepolisian harus berani tegas," kata Ruhut.

Kepolisisan tidak seharusnya main-main lagi dan segera menindak FPI. Mereka bertanggung jawab terhadap beberapa peristiwa yang mengusik keamanan dan ketertiban warga. Hal itu bukan terjadi sekali dua kali saja. Berulang kali dan hampir setiap tahun ada peristiwa serupa yang dilakukan FPI.

Indonesia sejatinya bukanlah negara Islam melainkan negara Pancasila. Negara yang memiliki dasar hukumnya sendiri. Jadi, kalau ada ekstrem-ekstrem kanan seperti itu harus ditindak tegas.

Perkara yang terjadi terkait penolakan dan perbuatan tidak menyenangkan terhadap pasangan calon Basuki-Djarot bukan sekali ini saja terjadi. Jumat lalu pun terjadi penolakan oleh orang yang mengaku warga Gang Pepaya, Lenteng Agung. Di lokasi tersebut, ada dua orang yang menolak kedatangan Ahok. Dua orang tersebut sempat berdebat dengan warga setempat yang mengikuti blusukan Ahok.

Orang yang menolak itu datang dengan diantar seorang tukang ojek. Mereka membawa bendera berwarna hijau bertuliskan "Forum Warga Lenteng Agung".

Secara hukum setiap pasangan calon berhak melakukan blusukantermasuk pasangan Basuki-Djarot. Nah, lantas kenapa orang-orang menolak mereka atas dasar tidak suka dan dengan penilaian yang membabi-buta. Seolah tidak melihat terlebih dahulu permasalahan dengan jernih dan rasio yang matang. Seolah segala yang dinilainya adalah hal paling benar dan orang yang menyandang tuduhan merupakan orang paling bersalah dan paling kotor.

Mari bijak dalam menilai, Insya Allah kita tidak tersesat sebagai fanatik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline