Lihat ke Halaman Asli

Reza FauziNur

Salah satu pendiri Komunal Yogyakarta

Perjuangan Kebenaran ala Mahatma Gandhi

Diperbarui: 11 Oktober 2019   00:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahatma Gandhi (AP PHOTO)

Serangkaian gerakan perjuangan yang turut menghiasi peradaban akhir-akhir ini,terutama di Indonesia. Gerakan mahasiswa yang marak menuntut keadilan yang menyertakan rakyat di dalamnya. 

Namun tak jarang juga ada masyarakat yang sangat benci dengan gerakan-gerakan perjuangan yang berujung pada kontak fisik, pertumpahan darah, konflik antara pemerintah yang dimanifestasikan lewat aparat dengan sekelompok mahasiswa, pelajar dan masyarakat. 

Pertikaian dan pertumpahan darah inilah yang menjadi keresahan dengan pergerakan. Jadi seperti apa gerakan perjuangan yang diinginkan itu ?

Ia adalah Mahatma Gandhi orang yang sangat mengagumkan dalam sejarah peradaban dunia, seorang pejuang aktivis-anti kekerasan yang tak lain dikenal dengan 'jiwa agung'.

Gandi adalah seorang pejuang yang berdiri di barisan paling depan, menjadi tombak perjuangan melawan koloni barat. Hanya satu prinsip yang dipegang teguh oleh sosok yang agung tersebut, ialah bertindak sesuai dengan kebenaran.

Mahatma Gandhi lahir di porbandar, Gujarat, tepat di India Britania pada tanggal 02 Oktober 1869, nafasnya berhenti dan fisiknya mati pada 30 Januari 1948 di New Delhi. 

Namun ia tak pernah hilang dari sejarah, dan akan tetap hidup pada sejarah. Dikenal dengan perjuangan tanpa kekerasan, ia sangat mencintai manusia dan tak ingin ada luka dalam sejarah lahirnya gerakan yang dimotori oleh Mahatma Gandhi itu sendiri.

Gandhi adalah orang yang sangat sabar, konsisten dengan apa yang diperbuatnya dan siap menerima resiko apapun untuk memperjuangkan kebenaran menurutnya, berulang kali dimasukkan dalam tirani namun semangatnya tak pupus dan tetap berani memperjuangkan apa yang dinamakan kebenaran.

Bagi Gandhi, Manusia tidak bisa lepas dari dari dua hal yang ada dalam dirinya. Pertama, mengikuti 'suara ilahi' sebagai prasyarat bahwa dirinya menolak segala bentuk kejahatan. Kedua, mengikuti hasrat negatif yang ada dalam dirinya yang akan membawanya pada dosa.[1]

Satyagraha Sebagai Jalan Agung

"Cinta tidak pernah meminta, ia senantiasa member, cinta membawa pada penderitaan tetapi tidak pernah bedemdam, tidak pernah berbalas dendam. Di mana ada cinta disitu ada kehidupan, dan kemanusiaan, manakala kebencian itu membawa pada kemusuhan" -- Mahatma Gandhi 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline