Di era globalisasi, tantangan pendidikan semakin kompleks, khususnya dalam pendidikan berbasis Islam yang harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan ilmu pengetahuan modern. Sekolah Islam Terpadu (SIT) hadir sebagai jawaban atas kebutuhan akan pendidikan yang holistik, yang tidak hanya fokus pada kecakapan akademis tetapi juga pada pembangunan karakter dan spiritualitas siswa. Berlandaskan teori pendidikan holistik dan konsep Multiple Intelligences Howard Gardner, SIT berupaya mengembangkan seluruh potensi siswa. Namun, tantangan perencanaan yang efektif sering muncul. Penelitian ini bertujuan memahami bagaimana perencanaan pendidikan SIT berfungsi dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang holistik.
Pertama : Peran dan Fungsi Perencanaan Pendidikan
Di SIT, perencanaan pendidikan berada di antara dua pihak penting: pembuat kebijakan dan pelaksana pendidikan. Perencana bertugas menyediakan hal-hal yang dibutuhkan oleh sistem pendidikan, sementara pembuat kebijakan, masyarakat, dan pihak lain yang memengaruhi kebijakan pendidikan menyediakan input dan instruksi untuk dijalankan. Tugas perencana di sini adalah merumuskan cara sekolah berfungsi dan memberikan pengalaman yang akan dirasakan peserta didik. Sehingga, arus pengaruh berjalan dua arah, dari kebijakan ke perencanaan pendidikan, dan dari sekolah kembali ke masyarakat.
Banyak ahli telah mengonsepkan fungsi perencanaan sebagai bagian integral dari manajemen. Louis A. Allen (Hasibuan, 2016) menyebutkan enam fungsi perencanaan: peramalan, penetapan tujuan, pemrograman, penjadwalan, penganggaran, dan pengembangan prosedur. Penerapan keenam fungsi ini dalam perencanaan pendidikan SIT menghasilkan proses perencanaan yang terstruktur dan bertujuan jelas. Peramalan bertujuan memprediksi kondisi masa depan, penetapan tujuan merumuskan capaian pendidikan, pemrograman menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, penjadwalan menetapkan waktu pelaksanaan, penganggaran mengalokasikan dana, dan pengembangan prosedur menyusun standar untuk mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien.
Kedua : Landasan Konseptual Perencanaan Sekolah Islam Terpadu
Pendidikan holistik adalah dasar dari pendekatan SIT. Pendidikan holistik bertujuan mengembangkan seluruh potensi peserta didik, mulai dari aspek kognitif, afektif, hingga psikomotorik, sejalan dengan teori Multiple Intelligences yang dikemukakan Howard Gardner. Dalam konteks ini, SIT berupaya untuk membentuk manusia yang utuh, dengan potensi sosial-emosi, intelektual, moral, kreativitas, dan spiritual yang berkembang seimbang.
Istilah "holistik" sendiri berarti pandangan keseluruhan yang mengarah pada pendekatan yang terintegrasi, kompleks, dan dinamis. Menurut pandangan ini, pendidikan seharusnya tidak memisahkan ilmu pengetahuan umum dan agama. Dalam Al-Quran, manusia disebut sebagai ciptaan terbaik (QS. At-Tin:4), yang berarti pengembangan semua aspek manusia adalah tujuan utama pendidikan Islam.
Ketiga : Dasar Kebijakan Perencanaan Pendidikan di Sekolah Islam Terpadu
Dasar kebijakan perencanaan pendidikan SIT berlandaskan pada prinsip pendidikan Islam yang holistik, memadukan ilmu agama dan sains sebagai satu kesatuan. Pendidikan Islam, yang berorientasi pada keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, menggabungkan ayat kauniyah (ayat alam semesta) dengan ayat qauliyah (ayat Al-Quran). Konsep ini terlihat dalam ayat Al-'Alaq:1 yang mengisyaratkan pentingnya membaca dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, SIT tidak membedakan ilmu agama dan ilmu sains, karena keduanya berasal dari Allah SWT.
Keempat : Implementasi Perencanaan Pendidikan
Proses perencanaan pendidikan di Indonesia, termasuk di SIT, kini diarahkan pada pendekatan strategis yang adaptif terhadap perubahan, baik di tingkat lokal maupun nasional. Implementasi perencanaan pendidikan memerlukan pendekatan strategis yang tidak hanya berlandaskan pada tujuan jangka panjang tetapi juga pada visi, misi, mandat, dan nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi.