Lihat ke Halaman Asli

Kehilangan Kesadaran

Diperbarui: 20 Januari 2024   04:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia sering kali melupakan atas perilaku sifat dan sikap nya, padahal perjalanan nya udah jauh, dimana ketidak logisan membuat manusia merasa tidak nyaman walaupun banyak pelajaran yang sudah terlewatkan. Alih-alih  bukannya mengambil pelajaran malah terabaikan, itu sebabnya saya menganggap manusia penuh dengan ke egoisan. Bukan berarti saya tidak ada ke egoisan, saya sama seperti kalian, tetapi dengan menulis ini  saya sadar keegoisan bersifat menetap dan menyesal selamanya. Kita bisa berubah kapan saja untuk menyetop egois, tapi harus ada satu syarat yang harus terpenuhi, yaitu sabar dan sadar atas perjalan dengan penuh kesalahan tanpa ada kebenaran

Secara ingstingtif manusia adalah makhluk yang mencari kesenangan. Sehingga tidak ada orang yang menolak kebahagiaan dalam hidupnya. Kebahagiaan adalah tujuan peziarahan hidup m[1]anusia. Tulisan ini berfokus pada tema kebahagiaan dengan sesamanya. Metodologi tulisan ini terinspirasi dari konsep kebahagiaan menurut Aristoteles dan aktivitas berfilsafat fenomenologis, yang berorientasi pada aktivitas berfilsafat dalam kehidupan sehari-hari. Tulisan ini memberi analisis kritis dan tinjauan filosofis terhadap makna kebahagiaan manusia dalam relasinya dengan sesama. Melalui analisis dan tujuan yang dilakukan, maka diketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup dan mencapai kebahagiaannya tanpa orang lain. 

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa memisahkan kebahagiaan dari konteks hidup dengan sesamanya. Hidup Bahagia adalah identik dengan aktivitas mengejar kebahagiaan itu sendiri. kebahagiaan itu dinikmati pada aktivitas baik yang dilakukan terhadap sesama dalam hidup sehari-hari. Dalam aktivitas baik itu manusia mengalami kebahagiaan yang aktual, bukan kebahagiaan yang diletakkan nanti dan dimotivasi oleh keegoisan dan nafsu pribadi manausia dalam kehidupannya sehari-hari.

Dari kesimpulan diatas bahwa kamu adalah manusia biasa, yang selalu membutuhkan bantuan orang lain, butuh menemanimu di setiap kesepian.mungkin secara asumsi kamu berpikir menjadi indepent selalu sendiri, tanpa melihat sekitar, itu merupakan jawaban skeptis pikiran yang salah, indepent bukan berarti tidak membutuhkan orang lain, melainkan tidak menceritakan kebahagian dan kesedihan ke orang lain, tidak terus bergantung ke orang lain terutama maksa untuk selalu ada yang membuat manusia akan seenaknya jika ada yang seperti itu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline