Reza Dwi Kurniawan, seorang mahasiswa yang telah aktif dalam berbagai organisasi dan gerakan mahasiswa, selalu memiliki pandangan yang kuat tentang peran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dalam kehidupan mahasiswa. Dalam sebuah diskusi di kampus, Reza dengan tegas menyampaikan pandangannya bahwa HMI harus menjadi wadah bagi mahasiswa untuk membangun intelektual dan idealisme, bukan sekadar batu loncatan untuk meraih posisi di partai politik.
Reza membuka pembicaraannya dengan mengingatkan pentingnya tujuan awal didirikannya HMI oleh Lafran Pane pada 1947. "HMI didirikan bukan untuk kepentingan politik praktis," ujar Reza dengan tegas. "Lafran Pane mendirikan HMI untuk membangun generasi intelektual muslim yang mampu berpikir kritis dan berperan aktif dalam masyarakat."
Dalam pandangan Reza, mahasiswa yang tergabung dalam HMI harus menjadikan organisasi ini sebagai tempat untuk memperkaya diri dengan pengetahuan dan pengalaman yang akan berguna dalam membangun bangsa. "Kita harus kembali ke khitah perjuangan HMI, yaitu mencetak kader-kader yang memiliki idealisme kuat dan intelektual yang mumpuni," lanjutnya.
Reza juga mengkritik fenomena di mana beberapa kader HMI cenderung menjadikan organisasi ini sebagai batu loncatan untuk masuk ke dunia politik. "Tidak sedikit dari kita yang melihat HMI sebagai sarana untuk meraih posisi di partai politik atau jabatan tertentu," kata Reza dengan nada serius. "Padahal, HMI seharusnya menjadi tempat kita membangun karakter dan integritas, bukan sekadar kendaraan menuju ambisi pribadi."
Dia kemudian mengajak para kader HMI untuk mengikuti jejak para pejuang terdahulu, seperti Lafran Pane dan tokoh-tokoh lainnya yang tetap berpegang pada prinsip dan tujuan awal HMI. "Mari kita ingat kembali perjuangan para pendiri kita," ajak Reza. "Mereka berjuang bukan
untuk kekuasaan, tapi untuk menciptakan generasi yang mampu mengubah masyarakat ke arah yang lebih baik."
Reza juga menekankan bahwa menjadi kader HMI berarti siap untuk menghadapi tantangan dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan. "Sebagai kader HMI, kita harus berani bersikap kritis dan idealis, meskipun itu berarti melawan arus," katanya. "Kita harus menjadi contoh bagi mahasiswa lain, bahwa intelektual dan idealisme bukanlah sesuatu yang bisa dikompromikan."
Menurut Reza, HMI memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas dan moralitas yang tinggi. "HMI harus menjadi tempat kita menempa diri, menjadi manusia yang utuh, yang tidak hanya mengejar kepentingan pribadi, tetapi juga peduli terhadap nasib bangsa dan umat," ujarnya.
Reza juga menekankan pentingnya menjaga independensi HMI dari pengaruh-pengaruh luar, termasuk dari partai politik. "HMI harus tetap berdiri di atas kaki sendiri, tidak boleh terjebak dalam kepentingan-kepentingan sempit," tegasnya. "Kita harus menjaga marwah HMI sebagai organisasi yang berdiri untuk kebenaran dan keadilan."
Dalam kesempatan itu, Reza juga mengajak para kader HMI untuk lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan intelektual, seperti diskusi, kajian, dan penelitian. "Kita harus kembali menjadikan HMI sebagai pusat intelektual, tempat di mana kita bisa belajar dan berbagi pengetahuan," katanya. "HMI harus menjadi rumah bagi mereka yang haus akan ilmu dan ingin memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat."