Menjelajahi Rumah Kembar Tuan Kentang yang ada di bilangan sisi sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan jakabaring, kecamatan Kertapati kota Palembang dan juga termasuk destinasi wisata cagar budaya yang dimiliki Sumatera Selatan, yang harus kita jaga.
Rumah yang penuh dengan sisi estetik dan banyak menyimpan nilai-nilai sejarah yang wajib untuk semua kalangan kunjungi ini didirikan pada tahun 1918 hingga tahun 1926 setidaknya dibutuhkan 8 tahun untuk menyelesaikan pembangunan yang memiliki nilai sejarah warisan budaya sumatera Selatan Kota Palembang.
Rumah Kembar Tuan Kentang dijuluki sebagai destinasi wisata dimulai ketika Presiden Ri, Joko Widodo yang pada saat itu 25 juni 2014 berkunjung dalam program blusukan untuk melihat langsung kegiatan UMKM yang berada di kawasan bernuansakan heritage dan estetik yang dimiliki oleh bangunan Rumah Kembar Tuan Kentang, banyak hal yang kita pahami dari nilai-nilai sosial budaya warisan wisata kawasan legendaris dimiliki Rumah Kembar Tuan Kentang.
Hal ini akan bisa menopang UMKM dan pemanfaatan ruang lingkup terbuka di tepian sungai musi, demi untuk mewujudkan peranan tepian sungai yang terbentuk berstruktur dan relevan untuk digunakan dalam penataan lingkungan binaan khusus tepian sungai musi Kota Palembang yang berkembang.
Dan juga bisa menjadi salah satu contoh yang dikembangkan dengan konsep pengembangan pembangunan berkelanjutan untuk menunjang kebersihan, kenyamanan lingkungan demi mendukung kelestarian untuk nantinya juga akan banyak menarik minat daya jual produk lokal pada UMKM dan wisata heritage dari pemanfaatan alam tepian sungai musi yang memenuhi kebutuhan ekosistem dan contoh penerapan UMKM produk lokal yang memiliki sutainanble.
Beberapa contoh produk yang dihasilkan oleh penggiat UMKM Rumah Kembar Griya Kain Tuan Kentang ( House Of Fabrics ) yang berdiri pada tahun 2017 dan berada dikawasan tersebut, beberapa produk yang diproduksi oleh penggiat UMKM lokal khas Palembang seperti contohnya : kain jumputan, songket, blongket, tanjung hingga beragam pakaian yang sangat memiliki nilai seni autentik.
Dari potensi tersebut bisa dilihat dengan kaca mata bahwasanya harus dipelihara lagi dan diperhatihkan lebih optimal demi mewujudkan UMKM yang ramah lingkungan.
Disini dalam melakukan penerapan proses produksi dalam pewarnaan yang ramah lingkungan dengan menggunkan unsur Green & Nature seperti contohnya memanfaatkan warna alami dari tumbuhan yang dapat digunakan sebagai perwarna tekstil alami, sehingga mengurangi pencermaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah pewarna sintesis yang dapat merusak ekosistem lingkungan tepian sungai musi.
Dinamika dunia dalam prespektif industri kreatif, UMKM bergerak sangat dinamis. Oleh karena itu dibutuhkan suatu platform penunjang yang memiliki sytem technology berkembang dalam peradaban generasi yang modern, terakusisi, efektif dan efisien.
Hal tersebut bisa menjadi contoh tempat yang ajib untuk dikunjungi para wisatawan lokal maupun global. Dengan keautentikannya yang memikat para pengunjung untuk langsung melihat beberapa kerajianan produk buatan lokal yang memiliki nilai-nilai budaya yang autentik dari kultur budaya lokal yang harus kita semua jaga dan lestarikan.
Dengan menumbuhkan rasa kesadaran masing-masing para pihak yang mendukung program pengembangan nilai ekonomi warga setempat, untuk bisa mengikuti kegiatan-kegiatan sosialisasi demi mendukung program hilirisasi dalam pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal di Sumatera Selatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H