Bandung -- Dimulai pada saat saya mengelilingi kota Bandung untuk menikmati sejuk dan keindahan kota ini, semua beriringan saling mengisi satu sama lain, daun-daun berjatuhan terbawa oleh terpaan angin hingga pohon-pohon bergeliat seakan-akan dia memberi isyarat bahwa pohon itu pun sangat menikmati dan nyaman berada di kota ini, apalagi saya dan masyarakat lainnya tentunya sangat nyaman berada di kota ini. Tidak hanya keindahan dan sejuknya saja yang membuat orang-orang nyaman berada disini tak lupa juga kulinernya yang tidak kalah terkenal di kota ini yang sering di sebut bahwa kuliner disini terkenal murah, banyak, dan enak.
Inilah kisah " Seorang Pejuang Jalanan " pada saat itu, saya sedang hunting di salah satu tempat di kota Bandung dengan cuaca yang dingin dan diiringi rintik hujan pastinya mengundang rasa nafsu untuk menyantap salah satu kuliner di kota ini.
Ting..Ting...Ting...Ting...
Suara itu bergema di hadapanku ternyata seorang pedagang Kupat Tahu Petis melewati pandanganku dan langsung saja saya memberhentikannya dan langsung memesan sepiring Kupat Tahu Petis. Dengan tatapanku melihat pedagang sedang menghidangkan pesanan, seketika ada yang membuatku membuat penasaran sehingga timbul dengan secara tiba-tiba saya menanyakan berapa lama dia berjualan karena Ketika dia menyajikan pesananku terlihat handal tanpa banyak mengira-ngira racikan bumbu yang campurkannya dan ternyata beliau menjawab sudah kurang lebih dia berjualan dengan berjalan kaki menyusuri jalanan kota Bandung ini 10 Tahun. Pengalaman tidak bisa dipungkiri terlihat sangat handal beliau menyajikan sepiring Kupat Tahu Petis pesananku, beliau bercerita banyak suka dan duka Ketika berjualan demi menghidupi dan bertanggung jawab demi keluarganya salah satunya yang membuat saya tersentuh adalah masih seringkali beliau Ketika berjualan seringa da yang mengganggu seperti memalak ataupun diusir dan walaupun Ketika hujan beliau tetap berjualan dengan menggunakan sehelai keresek jass hujan hanya satu keinginan beliau yang membuatku memberikan julukan si Pejuang " Saya tidak ingin menjadi seorang lelaki yang tidak bertanggung jawab atas keluargaku sendiri" Ungkapnya. Saya terkejut Ketika seorang pedagang itu mengeluarkan kalimat yang sungguh bijaksana tanpa melihat dan mendengar cibiran dan perilaku orang terhadapnya, buktinya beliau mampu sampai saat ini menyekolahkan anak-anaknya hingga di bangku SD dan SMA beliau pun mengungkapkan sedang menabung untuk menguliahkan anaknya nanti.
Tentunya perbincangan saya yang singkat sambal menikmati sepiring Kupat Tahu Petis yang di hargai 10.000,00 saja sangat berkesan karena saya dapat mendengar cerita seorang pejuang sekaligus pahlawan bagi keluarganya tanpa memikirkan resiko - resiko jalanan yang terkenal membahayakan dan tidak ada yang tau kapan akan terjadi. Semangat untuk bapak dan semoga selalu sehat, dimudahkan rezekinya, dan dijauhkan dari segala bentuk bahaya, semoga niat baikmu selalu diiringi jalan yang baik dan tentunya selalu mendapat ridho lilahitaala oleh sang pencipta. Terima kasih atas segala bentuk cerita yang bermanfaat dan tentunya menjadi suatu pelajaran dan motivasi bagi saya untuk menjadi seorang lelaki bertanggung jawab berjuang demi orang kita sayangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H