Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir, melayani, dan mengakui keberagaman siswa dalam belajar sesuai dengan kesiapan, minat, dan preferensi belajar siswa (Tomlinson, 1999:43). Senada dengan itu, Marlina (2020:3) menyatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi merupakan penyesuaian terhadap minat, preferensi belajar, kesiapan siswa agar tercapai peningkatan hasil belajar.
Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi memandang bahwa siswa itu berbeda dan dinamis. Pembelajaran berdiferensiasi mengharuskan pendidik mencurahkan perhatian dan memberikan tindakan untuk memenuhi kebutuhan khusus siswa (Lestariningrum, 2022:181).
Hal ini dikarenakan setiap siswa memiliki keunikan sendiri dan mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Untuk mengakomodirberbagai model belajar yang berbeda-beda yang dimiliki oleh siswa, sangat diperlukanpembelajaran yang berdiferensiasi, yaitu dengan menggunakan cara-cara belajar mengajaryang bervariasi dengan memaksimalkan fungsi dari indera belajar yang bermacam-macam (Aminuriyah, dkk, 2022:91).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang berakar pada pemenuhan kebutuhan peserta didik baik dari segi kesiapan belajar, minat, atau profil belajar. Pembelajaran diferensiasi tidak berarti bahwa guru harus dapat memenuhi kebutuhan semua individu setiap saat dan setiap waktu.
Guru diharapkan dapat menggunakan berbagai pendekatan belajar sehingga sebagian besar peserta didik dapat menemukan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Berdasarkan hasil profiling peserta didik kelas X SMAN 2 Surakarta, gaya belajar yang disukai oleh peserta didik beragam, yaitu audiotori, visual, audiovisual, dan kinestetik. Gaya belajar yang paling dominan yaitu audiovisual.
Gaya belajar audiovisual disukai oleh sebagian besar peserta didik kelas X memiliki kecenderungan menerima materi pembelajaran dari apa yang mereka lihat dan dengar. Selain gaya belajar, minat dan motivasi belajar peserta didik kelas X SMA Negeri 2 Surakarta berkategori baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan peserta didik berperan aktif ketika pembelajaran berlangsung serta mereka memiliki target nilai rata-rata minimal 85.
Berdasarkan hasil gaya belajar, minat, dan motivasi belajar peserta didik, dapat dilakukan implementasi pembelajaran berdiferensiasi dengan beberapa strategi untuk memenuhi kebutuhan peserta didik sesuai dengan karakteristik mereka.
Berikut penjabarannya. a. Diferensiasi konten Diferensiasi konten berkaitan dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Berdasarkan profiling gaya belajar peserta didik yang dominan audiovisual, maka guru dapat menayangkan video dalam kegiatan pembelajaran untuk menarik minat belajar peserta didik, dan menggunakan berbagai sumber belajar yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Misalnya, dalam materi teks negosiasi, guru dapat menayangkan video kegiatan jual beli di pasar. Video pembelajaran tersebut dapat menjadikan peserta didik tertarik untuk memerhatikan materi yang sedang dipelajari, sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik.
b. Diferensiasi proses Diferensiasi proses berkaitan dengan model dan metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan profiling peserta didik kelas X yang memiliki minat dan motivasi belajar yang baik dengan ditunjukkan peserta didik berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat menggunakan model pembelajaran Role Playing, Problem Based Learning, Project Based Learning, dan lain-lain. Adapun metode pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu diskusi, tebak kata, demonstrasi, tanya jawab, dan lain-lain. Misalnya, dalam materi teks negosiasi, guru menayangkan video pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning serta metode tanya jawab.
Jadi, setelah peserta didik mencermati video negosiasi jual beli di pasar, guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik mengenai informasi yang terdapat dalam tayangan video tersebut. c. Diferensiasi produk Diferensiasi produk merupakan hasil pekerjaan atau unjuk kerja peserta didik yang harus ditunjukkan atau dipresentasikan. Misalnya, diferensiasi produk ini dapat menggunakan model pembelajaran Role Playing pada tujuan pembelajaran memperagakan teks negosiasi. Setelah peserta didik menulis teks negosiasi, guru meminta peserta didik untuk bermain peran atau mempraktikkan dialog negosiasi di depan kelas.
Daftar Pustaka