Lihat ke Halaman Asli

Reyvan Maulid

Writing is my passion

Hari Tani Nasional, Menelisik Minat Generasi Muda terhadap Pertanian Indonesia

Diperbarui: 24 September 2021   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Jed Owen via Unsplash

Jatuh pada hari ini tanggal 24 September 2021 setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Tani Nasional.  Seperti yang kita ketahui sendiri bahwa pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Salah satu aktor yang berperan penting dalam bidang pertanian adalah petani sebagai penyangga tatanan Negara Indonesia. 

Namun sayangnya saat ini peningkatan jumlah kebutuhan pangan tidak berbanding lurus dengan jumlah petani yang ada. Dilansir dari Disbun Jabarprov bahwa profil petani secara nasional saat ini berdasarkan kelompok umur, sekitar 17,29% atau sebanyak 6,61 juta tenaga kerja pertanian berusia kurang dari 30 tahun; kemudian sekitar 29,15% atau sebanyak 11,14 juta orang berusia 30-44 tahun, lalu sekitar 32,39% atau sebanyak 12,38 juta orang berusia antara 45-59 tahun, dan sekitar 21,7% atau sebanyak 8,09 juta orang berusia di atas 60 tahun. 

Dari keseluruhan tenaga kerja di sektor pertanian tersebut sekitar 65,23% nya berpendidikan setara SD ke bawah. Jadi bisa dibayangkan bagaimana bisa mengandalkan pelaku usahatani yakni petani untuk dapat menopang beban target sasaran dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Setidaknya ada berbagai alasan mengapa terjadinya penurunan minat generasi muda untuk berkontribusi dalam sektor pertanian. Susilowati (2016) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa penurunan jumlah petani berusia muda disebabkan oleh berkurangnya keinginan pemuda, baik di daerah desa tempat tinggalnya maupun di daerah perkotaan untuk bekerja di sektor pertanian. Mereka memiliki kecenderungan untuk lebih memilih pekerjaan di luar sektor pertanian. 

Alasan lainnya yang menjadikan minat generasi muda terhadap sektor pertanian menurun adalah penggunaan teknologi di Indonesia juga masih tradisional dan tergolong teknologi yang rendah sedangkan sektor industri dan jasa sudah memiliki teknologi yang sangat maju sehingga banyak pemuda yang tertarik bekerja pada sektor tersebut dibandingkan bekerja di sektor pertanian. 

Rendahnya pendapatan, risiko yang tinggi pada usaha pertanian dan keuntungan yang tidak mencukupi dibandingkan dengan usaha di sektor lain membuat pertanian menjadi pilihan terakhir dibandingkan pekerjaan lain (Umunnakwe et al., 2014).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Salamah et.al., (2021) bahwa pemuda Indonesia banyak mengambil jurusan di bidang lain dan tidak begitu tertarik dengan jurusan pertanian karena mereka berfikir bahwa pertanian identik dengan pekerja kasar dan kemiskinan. 

Jurusan lain dipandang lebih bergengsi dan menjanjikan masa depannya, sehingga jurusan lainlah yang banyak diminati oleh para pemuda sekarang. 

Padahal negara kita ini memiliki tanah yang subur dan luas sehingga kita dapat memanfaatkannya supaya lebih baik dari yang sekarang ini. Jangan sampai negara kita mengimpor beras dari negara lain. 

Oleh karena itu peran pemuda dalam pengembangan pertanian sangat berpengaruh sekali dalam upaya peningkatan taraf rakyat desa yang sebagian pekerjaannya sebagai petani juga sangat berpengaruh dalam penyebaran informasi bagi para petani. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline