Lihat ke Halaman Asli

Reysa Ladina

Mahasiswa S1 Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Malang

Mengubah Waktu Istirahat Anda Menjadi Lebih Positif untuk Lingkungan dengan Metode Ecobrick

Diperbarui: 21 September 2023   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam tahun terakhir ini, banyak sekali kondisi lingkungan yang sangat perlu di perhatikan. Kita dapat melihat disekitar kita banyak sekali sampah atau limbah-limbah yang berserakan terutama sampah plastik. Hingga saat ini pengelolahan limbah plastik menjadi salah satu permasalah besar di seluruh dunia. Tanpa adanya pengelolahan lebih lanjut, limbah sampah plastik ini membutuhkan waktu berpuluh tahun unntuk dapat terurai secara keseluruhan. Hal ini juga dapat mencemari kondisi alam sekitarnya, seperti tanah dan air juga dapat ikut tercemar dengan penumpukan limbah plastik. 

Pada umumnya pengelolaan sampah plastik dilakukan cara dibuag ketempat pembuangan akhir dan dibakar, akan tetapi hingga detik ini masih belum dianggap sebagai pengelolaan yang efisien karena dengan dibakarnya sampah plastik, justru menimbulkan masalah pencemaran lain seperti pencemaran udara. Munculnya langkah pengelolaan limbah plastik melalui 3R yaitu Reuse, Reduce, Recycle juga sudah di gencarkan oleh pemerintah dan masyarakat, tetapi pada nyatanya juga masih belum efektif karena masih banyak sampah plastik yang tertimbun.

Pada tahun 2012 lalu pria asal Kanada Russel Maier dan istri Ani Himawati mencetuskansebuah inovasi baru untuk mengelolah limbah plastik Ecobrick. Ecobrick sendiri berasal dari kata ‘Ecology’ yang artinya ekologi dan ‘Brick’ yang artinya bata ramah lingkungan. Ecobrick dikenal sebagai metode pengelolahan limbah sampah plastik terbaik tanpa memicu masalah lain, seperti pencemaran udara dan keracunan asap. Ecobrick memadukan kekreatifan setiap individu untuk mengelolah menjadi barang jadi yang bermafaat.

Meskipun terlihat mudah, ecobrick juga ada prosedur pembuatannya. Mari simak baik-baik dan cari tau bagaimana metode ini bekerja.
• Yang pertama, kumpulkan sampah non biologi dan norganik seperti plastik sejenis kemasan snack, sterofoam, dan tas plastik. Lalu gunting-gunting menjadi beberapa bagian yang lebih kecil.
• Yang kedua, kumpulkan botol air minum kemasan yang seukuran umumnya 2 liter.
• Yang ketiga, cuci dan keringkan sampah plastik dan botol kemasan tadi agar dalam keadaan bersih kemudian keringkan.
• Yang keempat, masukkan sampah plastik tadi kedalam botol lalu tekan menggunakan stick kayu, agar sampah plastik menjadi padat didalam botol hingga berat botol menjadi 500 gram.
• Yang kelima, ketika sudah penuh, tutup menggunakan tutup botol. 

Yang terakhir lakukan seperti itu hingga sampah plastik masuk kedalam botol kemasan seluruhnya.

Ecobrick yang baik adalah ecobrick yang isinya sangat padat, dapat di tandai ketika botol ecobrick ditekan tidak akan mengeluarkan bunyi dan tidak akan kempes.

Selanjutnya mari kita bahas manfaat dari ecobrick. Manfaat dari pembuatan ecobrick adalah membantu mengurangi jumlah limbah plastik yang mencemari lingkungan. 

Dengan memadatkan plastik ke dalam botol, limbah plastik menjadi lebih mudah dikelola daripada dilepaskan ke lingkungan. Lalu manfaat ecobrick yang selanjutnya adalah dapat dijadikan sebagai proyek kreatif, seperti pembuatan bangku, dinding atau benda-benda lainnya. Dengan menggunakan metode ecobrick, anda memberikan nilai tambah pada limbah plastik yang sebelumnya dianggap sebagai benda tak bernilai atau sampah.

Waktu luang anda menjadi lebih bermanfaat dengan adanya kegiatan ecobrick ini, disamping itu teman-teman dapat mengurangi sampah plastik yang belum terdaur-ulang disekitar anda. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi teman-teman, dan menjadikan lingkungan kita menjadi lebih terjaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline