Lihat ke Halaman Asli

Reysabel Nasywa Adjani

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember

Pengertian dan Perspektif Ekonomi Politik Internasional

Diperbarui: 29 Februari 2024   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Definisi Ekonomi Politik Internasional

Seorang ilmuwan tersohor dalam bidang Ekonomi Politik Internasional, Robert Gilpin, menuliskan di dalam salah satu karya buku terbaiknya yang berjudul “The Political Economy of International Relations” bahwa Ekonomi Politik Internasional mempertimbangkan keterkaitan antara aspek ekonomi dan politik serta konsekuensi dari munculnya ekonomi pasar. 

Masalah yang sering muncul dalam konteks Ekonomi Politik Internasional adalah hubungan yang kompleks antara perubahan ekonomi suatu negara dengan perubahan politiknya. Gilpin menekankan bahwa ekonomi pasar global memiliki dampak yang signifikan bagi ekonomi domestik suatu negara, yang dapat mempengaruhi kebijakan politik dan struktur kekuasaan di dalamnya.

Ekonomi Politik Internasional merupakan disiplin ilmu yang bersumber dari kajian Ekonomi Politik. Kajian Ekonomi Politik tidak hanya menyangkut ekonomi dan politik saja tetapi mencangkup hubungan dari tiga aspek yaitu, ekonomi, politik, dan perubahan sosial. Dalam aspek ekonomi, teori diterapkan sebagai usaha-usaha untuk menghadapi isu ekonomi dan dari hal tersebut dapat mempengaruhi mekanisme pasar. 

Begitu pula dengan aspek politik, teori yang diimplementasikan dalam bentuk kebijakan pemerintah untuk menangani permasalahan publik. Aspek Perubahan sosial tidak luput dari kajian ini. Ekonomi Politik dapat tumbuh karena adanya interaksi antar masyarakat dan teori diterapkan untuk kepentingan negara dan masyarakat. Dalam hal ini, ada berbagai macam faktor perubahan sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat dan dapat memengaruhi dua aspek lainnya, yaitu aspek ekonomi dan politik. 

Ekonomi Politik Internasional tentu mencangkup tiga aspek seperti yang ada pada kajian Ekonomi Politik tetapi dalam hal ini akan lebih spesifik. Ekonomi Politik Internasional lebih menitikberatkan pada interaksi antara negara-negara atau aktor-aktor transnasional. Skema setiap aspek dalam Ekonomi Politik Internasional lebih berfokus pada interaksi tersebut. 

Aspek Ekonomi menyoroti mekanisme pasar internasional yang melibatkan supply and demand. Sedangkan aspek politik akan lebih cenderung pada perkembangan politik dunia dan kebijakan luar negeri. Aspek perubahan sosial akan lebih kepada faktor pemicu dalam lingkup lintas negara karena interaksi masyarakat yang jauh lebih luas dan adanya pengaruh globalisasi.

Perspektif Ekonomi Politik Internasional

iketahui bahwa Ekonomi Politik Internasional memiliki beberapa perspektif yaitu perspektif Merkantilis, perspektif Neo-Merkantilis, perspektif Dependensi, dan perspektif Liberalisme. Pada era dimana kebijakan ekonomi dan keputusan politik saling terkait secara mendalam, pemahaman tentang dinamika ini menjadi semakin penting. Dinamika kompleks antara kekuatan ekonomi dan kepentingan politik negara-negara serta lembaga internasional dapat menentukan arah perubahan global. 

  • Perspektif Merkantilis

Awal dari perspektif Merkantilis ketika sistem merkantilisme diterapkan oleh negara-negara Eropa setelah keberhasilan ekspedisi ke benua Amerika oleh Christopher Columbus pada awal abad ke-15. Dalam perspektif ini negara merupakan aktor utama yang berperan dalam mempertahankan kepentingan nasional. Konsep kebijakannya adalah dimana pemerintah ikut campur dalam kegiatan ekonomi demi melindungi kepentingan nasional dan memprioritaskan keamanan teritorial negara. 

Mengapa keamanan teritorial menjadi prioritas utama negara? Karena dengan melindungi teritorial negara, maka negara juga dapat mempertahankan kekayaan dan kekuasaan yang mereka miliki dari penjajah. Hal ini dipengaruhi oleh pemberlakuan politik Kolonialisme di masa itu. 

Negara penjajah memiliki kemampuan untuk memaksa perdagangan yang menguntungkan mereka sendiri dengan aktivitas perdagangan di wilayah jajahannya. Dengan kata lain, mereka dapat mengatur perdagangan dengan cara yang merugikan wilayah koloni tersebut demi kepentingan dan keuntungan mereka sendiri. 

Oleh karena itu, demi mempertahankan kekayaan, negara menjadikan kepentingan perekonomian sebagai fokus utama. Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin kekayaan sebagai sarana untuk meningkatkan kemakmuran negara tersebut. Praktik ini diberi istilah The Old Powers dan contoh nyata dari praktik ini salah satunya saat Belanda di Nusantara atau Indonesia dan Suriname serta Portugal di Timor Timur, Brazil, dan Macau.

Dalam pandangan merkantilis, kunci untuk mencapai kekayaan dan kekuasaan negara adalah dengan mempromosikan ekspor dan membatasi impor untuk menciptakan surplus perdagangan yang menjadi kekayaan negara. Kekayaan dan kekuatan diukur dengan akumulasi emas dan perak, dengan sistem perdagangan yang mengarah pada lebih sedikit impor daripada ekspor. 

Mark Blaug, seorang ekonom Inggris menyoroti kebijakan perdagangan merkantilisme yang bertujuan untuk mengumpulkan emas dan perak tersebut, dengan menekankan peraturan perdagangan luar negeri untuk meningkatkan penerimaannya. Keberhasilan perdagangan nantinya diukur berdasarkan perdagangan yang menguntungkan negara dan dapat berupa bentuk selisih ekspor terhadap impor serta jumlah emas yang diperoleh. 

  • Perspektif Neo Merkantilis

Perspektif Neo Merkantilis berlaku setelah Perang Dunia II, lebih tepatnya pada abad ke-20 hingga sekarang. Perspektif ini menggabungkan aspek merkantilisme dengan konsep liberalisme. Dulu penjajah dapat memiliki kekuasaan politik dan melakukan penjajahan ekonomi (The Old Powers), sekarang lebih meniadakan penjajahan politik dalam hal penguasaan suatu wilayah negara lain. 

Neo Merkantilisme masih mengupayakan dalam hal peningkatan kemakmuran negara dan keuntungan ekonomi dengan meningkatkan produksi, ekspor, serta keunggulan teknologi. Negara tetap mengendalikan arus barang dan modal, namun dengan sistem pasar yang lebih efisien dan terbuka. 

Fokusnya disini adalah untuk mempertahankan posisi kompetitif dalam perdagangan dan memperoleh keunggulan dalam ekonomi politik internasional. Pendekatan ini menggabungkankan keamanan dan kepentingan politik dengan prinsip liberalisme ekonomi. Dengan konsep globalisasi yang lebih terbuka, negara dapat mengatur arus barang dan modal, sambil mempromosikan ekonomi bebas.

  • Perspektif Dependensi

Perspektif Dependensi berawal dari tulisan dan pemikiran ahli ekonomi politik Amerika Latin. Perspektif dependensi atau ketergantungan merupakan pendekatan yang menggambarkan hubungan saling ketergantungan dan ketidaksetaraan antara negara-negara, terutama antara negara berkembang dan negara maju. Perspektif ini memberikan gambaran bagaimana negara dunia ketiga memiliki perekonomian yang sangat bergantung pada negara dunia pertama atau negara inti. 

Perspektif dependensi menekankan bahwa ketergantungan ini tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi dalam hal politis dan sosial juga. Negara-negara perifera atau negara di dunia berkembang sering kali menemukan diri mereka terikat dalam hubungan yang menghambat perkembangan ekonomi, politik, dan sosial mereka sendiri. Mereka sering kali harus menghadapi kondisi yang tidak menguntungkan dalam perdagangan, serta ketergantungan pada teknologi dan investasi dari negara-negara industri maju.

  • Perspektif Liberalisme

Menurut Robert Gilpin, perspektif liberalisme berakar pada keyakinan bahwa manusia pada dasarnya cenderung untuk bekerjasama, menghindar konflik, dan bertindak secara rasional. Para pemikir liberal meyakini bahwa interaksi manusia yang didasarkan pada kepentingan rasional akan menghasilkan harmoni, dimana kebutuhan setiap masyarakat terpenuhi secara efisien tanpa intervensi. 

Mereka melihat pasar sebagai mekanisme yang efektif dalam memenuhi kebutuhan manusia, dimana individu bebas untuk berinteraksi melalui transaksi jual-beli. Dalam pandangan Adam Smith, pasar diatur oleh “invisible hand” yang menjaga keseimbangan tanpa campur tangan negara, sementara Keynes menekankan bahwa terkadang intervensi pemerintah diperlukan untuk menjaga stabilitas pasar. 

Setiap perspektif memberikan pandangan yang unik terhadap hubungan ekonomi dan politik di tingkat internasional, mulai dari merkantilisme yang menekankan kepentingan nasional hingga liberalisme yang mempromosikan kebebasan pasar. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap beragam perspektif ini, diharapkan dapat tercapai pemahaman yang lebih komprehensif tentang dinamika kompleks dalam hubungan ekonomi politik internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline