Lihat ke Halaman Asli

Masa Depan Pendidikan di Era Presiden Prabowo

Diperbarui: 8 November 2024   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada pidato perdananya sebagai Presiden RI, Prabowo Subianto menyampaikan visi besar mengenai pembangunan Indonesia, dengan pendidikan sebagai salah satu prioritas utama. Pidato berdurasi 51 menit ini tidak hanya memukau, tetapi juga menyampaikan harapan besar bagi masa depan pendidikan Indonesia. Prabowo menegaskan bahwa untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan, negara perlu membangun SDM yang berkualitas, yang menjadi tulang punggung setiap sektor pembangunan. Dengan berani, ia menyebutkan angka pertumbuhan ekonomi yang ambisius, 8% per tahun, yang ia percaya bisa dicapai dengan dukungan SDM unggul.

Jika kita bandingkan dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang, mereka berhasil mencapai kemajuan signifikan melalui pengembangan pendidikan yang konsisten. Di negara-negara tersebut, pendidikan dianggap sebagai investasi strategis, bukan sekadar beban anggaran. Bahkan, Malaysia yang lebih dekat secara geografis juga menunjukkan fokus besar pada pendidikan dengan tingkat lulusan S-2 dan S-3 yang lebih tinggi dari Indonesia. Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki jarak yang perlu dikejar untuk mencapai daya saing yang setara.

Bayangkan jika setiap anak di Indonesia memiliki akses pendidikan berkualitas sejak dini, bahkan di daerah-daerah terpencil. Pendidikan yang baik sejak awal akan seperti fondasi yang kokoh, membangun generasi yang cerdas, mandiri, dan berdaya saing tinggi. Namun, saat ini, angka putus sekolah masih tinggi dan infrastruktur pendidikan di beberapa wilayah masih terbatas. Situasi ini ibarat rumah yang dibangun di atas tanah berpasir, mudah runtuh ketika diuji oleh tantangan global yang semakin kompleks.

Salah satu contoh konkrit adalah Sigit Santoso, seorang doktor lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT), yang kini mengembangkan teknologi lokal di Indonesia. Prabowo menyoroti pentingnya memfasilitasi inovasi dari anak bangsa seperti Sigit, karena SDM unggul inilah yang nantinya akan mendorong Indonesia untuk menjadi pusat inovasi di Asia. Contoh-contoh seperti ini menunjukkan bahwa, jika diberi kesempatan dan fasilitas yang memadai, SDM Indonesia memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan.

Namun, pendidikan di Indonesia tidak cukup hanya difokuskan pada peningkatan akses. Perlu juga adanya pembaruan yang lebih mendalam dalam hal kurikulum, sistem, dan kebijakan. Dalam hal ini, kebijakan pendidikan harus dijaga agar stabil dan tidak bergantung pada perubahan politik. Pendekatan yang digunakan hendaknya bersifat substantif, bukan administratif semata. Prabowo perlu memastikan pendidikan di Indonesia lebih berfokus pada pengembangan kompetensi nyata yang dibutuhkan di lapangan, bukan hanya sekadar memenuhi formalitas.

Pendidikan Indonesia saat ini seperti rumah dengan atap bocor. Kita sibuk membersihkan lantai, padahal masalah utama justru terletak pada atap yang bocor. Tanpa perbaikan mendasar, pendidikan Indonesia akan terus terkena dampak dari "kebocoran" sistemik ini. Prabowo perlu memberikan perhatian khusus untuk memperbaiki sistem secara menyeluruh agar dunia pendidikan memiliki daya tahan dan kemerdekaan untuk berkembang tanpa terlalu bergantung pada dinamika politik.

Dalam pidatonya, Prabowo menggambarkan pendidikan sebagai jiwa bangsa. Gambaran ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya soal angka statistik, tetapi menyangkut identitas dan masa depan Indonesia. Setiap langkah yang diambil untuk membenahi pendidikan saat ini adalah investasi bagi generasi mendatang, generasi Indonesia Emas 2045 yang berpengetahuan luas, berdaya saing, dan memiliki karakter yang kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline